PTPN VII
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Sembilan Unit Kerja PTPN VII yang mengelola tanaman kelapa sawit telah dijelajahi pesawat UAV (Unmanned Aerial Vehicle) milik PTPN V. Pesawat tanpa awak itu melakukan tugas pemotretan udara terhadap areal kebun sawit seluas lebih dari 45 ribu hektare di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu.
Misi penugasan dari Holding Perkebunan Nusantara itu dilaksanakan satu bulan sejak akhir Maret 2022.
Pada akhir misi, tim PTPN V yang diketuai Abdi Hurairah Lubis (Kasubbag Penugasan Precision Farming dan Operasi Teknologi Informasi), menyampaikan dinamika pelaksanaan project akuisisi photo udara areal PTPN VII kepada Manajemen PTPN VII, di Kantor Direksi pada Kamis, 21 April 2022.
Kepada SEVP Business Support PTPN VII Okta Kurniawan dan SEVP Ops. II Dicky Tjahyono B.P., Abdi melaporkan kegiatan pemotretan sudah selesai dan telah mendapatkan data yang dibutuhkan tanpa hambatan berarti.
“Secara umum kami melaporkan, tim Geospasial PTPN V telah melaksanakan tugas. Kami didukung penuh oleh Tim TI dan Operasional dari PTPN VII yang sangat solid dan kompak” kata Abdi.
Geographic Information System adalah peranti berbasis komputer untuk memetakan dan menganalisis informasi sebagai acuan kebijakan. Dalam konteks ini, foto udara terhadap kebun kelapa sawit PTPN VII akan didapati berbagai data dasar tentang kondisi aktual. Data utamanya antara lain, kondisi areal, kondisi tanaman, jumlah pohon (tegakan), dan aspek geografis lainnya.
Abdi menjelaskan, pihaknya menggunakan pesawat UAV yang dikendalikan secara remote untuk mendapatkan citra atau gambar lebih riil.
Keunggulan UAV dibandingkan drone, memiliki jelajah lebih luas dan definisi gambar yang dihasilkan bisa lebih detail.
“Kami menggunakan pesawat UAV dari Trinity. Saya sebagai pilot dibantu Badrul Muhayat sebagai copilot, dan M. Reiza Novianda sebagai teknisi. Dalam tugas ini, kami mematuhi regulasi penerbangan, antara lain sertifikasi pilot, registrasi pesawat, asuransi pesawat. Izin terbang di Kementerian Perhubungan dan berkoordinasi dengan Airnav setempat diurus oleh teman-teman dari PTPN VII. Koordinasi dengan Airnav penting untuk pemantauan dan pengaturan lalu lintas oleh ATC (Air Traffic Control, pengendali lalu lintas udara),” kata dia.
Menanggapi hasil kerja Tim PTPN V, Okta Kurniawan menyampaikan apresiasi yang tinggi. Kegiatan akuisisi foto udara yang dihasilkan akan sangat berguna untuk bahan analisis yang menjadi acuan kebijakan pengembangan komoditas di PTPN VII.
“Kami sangat apresiasi yang dilakukan tim dari PTPN V. Ini akan menjadi bench mark bagi PTPN VII, baik dari sisi instrumen maupun hasil yang dibuat. Kami menyampaikan terima kasih,” kata dia.
Tentang sistem informasi geografis ini, Okta menyebut teknologi digital akan menjadi masa depan yang sudah dimulai di PTPN. Di PTPN VII, foto udara ini diawali dengan komoditas kelapa sawit. Dari peta digital dan foto udara akan dapat diketahui dan dianalisis kondisi areal dan kondisi tanaman untuk kemudian ditindaklanjuti dengan treatment perbaikan.
“Bantuan yang diberikan dan secara tidak langsung juga telah melakukan knowledge sharing kepada Tim pendamping dari PTPN VII. Ini akan kita kembangkan juga di PTPN VII karena peta dan foto udara areal kebun sangat berguna dalam mendukung bisnis PTPN VII,” kata mantan Sekretaris Perusahaan PTPN VII ini.
Sementara itu, Kasubbag Teknologi Informasi PTPN VII Sasmika Dwi Suryanto mengakui tim kerja dari PTPN V yang luar biasa. Selain bisa menyelesaikan target dalam waktu yang relatif singkat dengan berbagai tantangan dan kendala, hasilnya juga baik.
“Terima kasih atas bantuan dari Tim PTPN V yang luar biasa. Juga kepada PTPN Holding yang mengirim tim ini ke PTPN VII. Ke depan, kami telah menganggarkan dan akan mengusulkan penambahan peralatan dalam rangka mendukung implementasi GIS di PTPN VII sehingga diharapkan nantinya bisa mengikuti jejak PTPN V,” kata Sekjen SPPN VII tersebut. (*)