Khawatir Kenaikan Inflasi, Rupiah Berpotensi Melemah

2022-03-04T10:26:57.000Z

Penulis:Chairil Anwar

Editor:Chairil Anwar

Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020.

JAKARTA — Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) masih berpotensi melemah terhadap dolar AS pada perdagangan di pasar uang Jumat, 4 Maret 2022, di kisaran harga Rp14.370—Rp14.450 per dolar AS.

Analis keuangan, Aristn Tjendra, mengungkapkan pelemahan nilai rupiah diakibatkan adanya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi yang dapat menahan  pertumbuhann ekomomi Indonesia dan global akibat perang.

"Perang telah mendorong kenaikan harga komoditas termasuk energi. Harga minyak mentah telah bertahan di atas US$100 per barel dan belum ada tanda-tanda akan turun," kata Ariston pada TrenAsia.com, Jumat, 4 Maret 2022.

Naiknya komoditas dan energi berpotensi mendorong kenaikan barang konsumsi sehingga menekan minat beli masyarakat, yang akhirnya memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga turut berpengaruh pada surplus neraca perdagangan RI yang terganggu sehingga rupiah lebih berpotensi tertekan.

Kemudian, peningkatan inflasi global, terutama di AS, dapat mendorong Bank Sentral AS untuk meningkatkan suku bunga yang lebih agresif dan berdampak pada penguatan nilai dolar AS. Adapun kebijakan terbaru Bank Sentral AS akan diumumkan pada 17 Maret 2022. (RIL) 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 04 Mar 2022