PT KB Bukopin Tbk (BBKP)
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) akan fokus untuk mengurangi jumlah kredit bermasalah (NPL) dan meningkatkan pendapatan pada 2023.
Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong mengatakan, perseroan menargetkan untuk bisa melakukan pembenahan kredit bermasalah secepatnya, sehingga pada akhir tahun 2023 rasio NPL Gross bisa turun hingga di bawah 5%.
"Kami fokus pada upaya untuk meningkatkan aset-aset berkualitas tinggi, membersihkan kredit bermasalah, serta membangun kembali kepercayaan pasar sembari terus berupaya meningkatkan pendapatan," kata Robby dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 11 Januari 2023.
Dengan dukungan dari Korea KB Financial Group (KBFG) sebagai pemegang saham utama melalui KB Kookmin Bank, perusahaan akan memanfaatkan kelebihan kekuatan jaringan bisnis KBFG melalui perusahaan - perusahaan Korea untuk mendongkrak pendapatan.
Selain itu, KB Bukopin juga akan mengoptimalkan kelebihannya sebagai bank yang memiliki basis kuat di kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan pendapatan.
Hingga kuartal III 2022, KB Bukopin berhasil menurunkan NPL Gross menjadi 8,75 persen dari posisi 10,66% secara tahunan (yoy). Perbaikan ini berhasil diraih antara lain melalui penjualan kredit berkualitas rendah, di mana KB Bukopin telah menjual kredit berkualitas rendah sebesar Rp 5,4 trillun pada 2022.
Dengan demikian, sampai dengan September 2022, total kredit berkualitas rendah yang telah berhasil diselesaikan KB Bukopin lebih dari Rp 10 trilliun.
"Untuk menyelesaikan kredit bermasalah tersebut, KB Bukopin melakukan beberapa cara antara lain seperti melaksanakan penagihan secara intensif, melakukan penjualan dan penghapusbukuan,"
Selain itu, dari sisi pendapatan, KB Bukopin juga berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih dan memperbaiki rasio net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih.
Bahkan perusahaan berhasil menurunkan beban bunga 19% yoy menjadi Rp 1,95 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih bisa meningkat 51% yoy, dari Rp 487,56 miliar menjadi Rp 737,63 miliar pada kuartal III 2022.
Adapun NIM tercatat 1,4%, atau terus meningkat dari posisi akhir Desember 2021 yang 0,95%, dan akhir Desember 2020 sebesar 0,61%. Menurut Robby, perbaikan NIM ini bisa diperoleh dengan cara fokus pada penghimpunan dana murah.
"Selain itu, KB Bukopin juga menerima kepercayaan berupa pinjaman berjangka panjang dari International Finance Corporation (IC) sebesar Rp 4,3 triliun dan menerbitkan sub loan sebesar Rp 3 triiun," ungkapnya.
Sebagai bagian dari KBFG yang total asetnya mencapai US$ 560,1 miliar, KB Kookmin Bank dinilai mempunyai daya dukung yang sangat besar untuk mendorong perkembangan dan kemajuan KB Bukopin.
Dari dukungan tersebut, KB Bukopin akan memanfaatkan kelebihan kekuatan jaringan bisnis KBFG melalui perusahaan-perusahaan Korea untuk mendongkrak pendapatan.(*)