Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed hanya berbeda tipis dengan Bank Indonesia (BI).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan perbedaan suka bunga yang sangat tipis ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah. Saat ini, suku bunga acuan The Fed berada pada 5,5%, sedangkan BI 5,75%.
"Suku bunga The Fed belum turun, masih sekitar 5,5% sekarang. Sedangkan suku bunga BI 5,75%. Jadi ini pertama kali di sejarah Indonesia terjadi hal semacam ini," ujarnya dalam IFG International Conference 2023.
Dian mengungkapkan, biasanya perbedaan suku bunga The Fed dan BI bisa mencapai 1,5%. Namun, saat ini hanya terdapat perbedaan sebesar 0,25%. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh neraca perdagangan Indonesia yang surplus dan situasi fiskal yang sehat.
Selain itu, kata dia, nilai defisit fiskal pada tahun ini yang ditargetkan mencapai 2,3% dari pendapatan domestik bruto (PDB) dan masih bisa lebih rendah daripada itu.
"Jadi kita menunggu kapan nanti suku bunga The Fed akan turun. Karena apabila tidak turun, akan sulit bagi negara berkembang atau emerging countries untuk semakin tumbuh. Tapi kalau kita lihat proyeksi ekonomi tingkat internasional, khususnya tahun 2024, suku bunga The Fed akan turun," jelas Dian.
Selain itu, Dian berharap agar Indonesia juga dapat memotong suku bunga menjadi lebih rendah lagi.
"Jadi (ke depannya) mudah-mudahan Indonesia bisa memotong suku bunga, dan kita akan mampu menangani akun piutang kita, juga neraca perdagangan kita masih sehat seperti sekarang," pungkasnya.(*)