Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Emiten pengembang properti PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE) resmi menjadi perusahaan keempat pada tahun ini dan ke-829 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). CBPE mencatatkan saham perdananya di BEI pada Jumat, 26 Januari 2023 dengan harga penawaran Rp150 perlembar.
Dalam IPO ini, CBPE melepas maksimal 20% sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 271.250.000 saham baru. Sehingga perseroan memperoleh dana sebesar Rp40,68 miliar.
Direktur Utama Citra Buana Prasida R. Asep Eddy mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan untuk pembangunan ruko di kawasan Paskal Hyper Square. Menurutnya, hal itu untuk menangkap berbagai peluang ke depan serta demi menjangkau lebih banyak pasar.
"Puji syukur kepada Tuhan pada hari ini sekaligus awal 2023 yang penuh optimis ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis,” katanya, dikutip Jumat, 6 Januari 2023.
Eddy mengatakanindustri properti terus mengalami perbaikan di tengah pemulihan perekonomian saat ini.
Paskal Hyper Square dikembangkan sejak 2003 di atas lahan seluas 135 hektare (ha). Kawqasan ini meliputi food market, ruko, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, dormitory dan pusat hiburan.
Tahun ini, CBPE akan membangun dan memasarkan 92 unit ruko di atas lahan tersebut.
“Produk properti ruko saat ini masih menjadi andalan kami. Sepanjang periode pandemi sejak 2019 hingga tahun lalu, pendapatan perseroan mengalami peningkatan yang diakibatkan karena peningkatan pendapatan sewa dan pemanfaatan bangunan termasuk ruko,” ujar Eddy.
Dalam prospektus IPO disebutkan, pembangunan ruko tersebut menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT). Lahan untuk pembangunan ruko tersebut menggunakan lahan milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). CBPE berhak membangun, memanfaatkan tanah dan bangunan sesuai dengan ketentuan dan jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian KSO (Kerjasama Operasional).
Selain itu, kata Asep Eddy, saat ini perseroan juga memiliki rencana untuk mengembangkan kawasan ekowisata di daerah Cipaku, Bandung, di atas lahan seluas 37.860 m2.
Adapun secara kinerja keuangan, pendapatan CBPEuntuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022 sebesar Rp19,26 miliar, menurun 29,03% dibandingkan dengan periode yang berakhir pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp27.141.606.383.
Penurunan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat beberapa proses pengalihan pemanfaatan tanah dan ruko sampai 30 Juni 2022 dan baru bisa diakui sebagai pendapatan setelah terjadi serah terima unit.
Kendati demikian, pendapatan sewa dari ruko meningkat. Adapun laba komprehensif tahun berjalan yang berakhir pada 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp4,14 miliar, menurun sebesar 64,97% dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 sebesar Rp11,84 miliar.
“Ke depan manajemen akan melakukan efisiensi atas seluruh beban-beban untuk meningkatkan laba komprehensif tahun berjalan,” ujar Eddy.
Sisi lain, jumlah aset untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022 sebesar Rp199,87 miliar meningkat sebesar 2,46% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp195,06 miliar.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena penambahan kas dan setara kas, penambahan uang muka, dan penambahan properti investasi. (*)