PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) atau Persada akan mencatatkan (listing) perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis, 8 Desember 2022. PADA akan menjadi perusahaan tercatat ke-57 di BEI pada 2022.
Mengutip laman e-IPO, Personel Alih Daya merupakan suatu perseroan terbatas yang saat ini memiliki kegiatan usaha utama yang bergerak sebagai Penyedia Jasa Teknikal dan Pemeliharaan Peralatan Telekomunikasi, Jasa Call Center, Jasa Layanan Perkantoran, Jasa Keamanan dan Jasa Sumber Daya Manusia.
Personel Alih Daya menetapkan harga initial public offering (IPO) Rp100 per saham dengan menawarkan 900 juta lot, sehingga berpotensi meraih dana Rp90 miliar.
Sebelumnya, PADA telah melakukan penawaran awal pada 16-22 November 2022, dengan rentang harga penawaran Rp100-Rp120 per saham. Perseroan kemudian menetapkan harga IPO Rp100 per saham.
Melalui IPO, Personel Alih Daya menawarkan sebanyak 900 juta saham atau sebanyak-banyaknya 28,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Dengan demikian, PADA berpotensi meraih dana sebesar Rp90 miliar dari penawaran perdana ini.
UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada IPO PADA. Sementara itu, penjamin emisi efek pada IPO perusahaan akan ditentukan kemudian.
Pemegang saham Persada saat ini adalah Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk sebanyak 83,80% dan Sigit Kuntjahjo 16,20%.
Adapun, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk sejumlah keperluan. Rinciannya, sebanyak 63,26% akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja.
Antara lain untuk pembiayaan kegiatan operasional serta pembayaran rutin gaji dan tunjangan karyawan outsourcing. Sebanyak 11,33% atau sekitar Rp9,71 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa teknikal.
Kemudian, dana sebesar Rp5,21 miliar atau 6,08% akan digunakan untuk pengembangan IT. Selanjutnya, sekitar 7,32% atau Rp6,27 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa perkantoran.
Adapun, 5,98% atau dana sekitar Rp5,13 miliar dialokasikan pada lini bisnis customer care center. Kemudian, sebanyak 3,83% atau sekitar Rp3,28 miliar dialokasikan pada lini bisnis pelatihan (training).
Sisanya, dana Rp1,88 miliar atau 2,20% akan digunakan untuk pembaruan IT untuk mendukung kegiatan operasional. (*)