Erick Thohir: Indonesia Tidak Terkena Resesi

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Indonesia tidak akan terkena resesi. Hal itu ia sampaikan setelah melihat paparan dari Chatib Basri pada acara Investor Summit: Optimism in Uncertainty di Jakarta. 

"Jadi kalau ada bapak ibu yang hadir hari ini lesu berarti salah ambil posisi, karena Indonesia tidak akan resesi," ungkap Erick dikutip dari TrenAsia.com jaringan Kabarsiger.com pada Rabu, 12 Oktober 2022.

Ia melanjutkan, secara seksama dengan data yang ia miliki ekonomi Indonesia akan tumbuh sampai tahun 2045.

• Bank Dunia Merubah Ketentuan Garis Kemiskinan, BPS Klaim Indonesia Terus Membaik
• BKD Bandar Lampung Belum Membahas Penempatan Eks Dirut PDAM Way Rilau
• Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp607 Triliun

Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa sampai dengan tahun 2045, ekonomi di Tanah Air akan naik 5% setiap tahunnya dan akan membuat Indonesia jadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

"Kalau tidak ranking 5 harusnya ranking 4," tuturnya.

Kemudian, ia juga menambahkan bahwa kelas menengah (middle class) di Indonesia akan tumbuh pada tahun 2030 mencapai 145 juta orang. Tapi, ia menegaskan bahwa angka-angka itu ditampilkan saat dunia belum mengalami yang namanya geopolitik dan geoekonomi.

"Saat saya diminta bicara di media luar negeri, waktu itu banyak pihak yang menyangsikan kenapa anda yakin dengan angka pertumbuhan itu. Saya jawab, pak, Indonesia punya kekuatan, dan punya pondasi," ungkapnya.

• Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Kamis, 6 Oktober 2022
• OJK Lampung Bersama LJK Meriahkan Bulan Inklusi Keuangan 2022, Ikuti dan Catat Jadwalnya!
• Telkomsel Partisipasi Perhelatan Pahlawan Digital UMKM 2022

Ia juga menambahkan, ada empat hal yang menjadi buah pikir dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertama, Presiden Joko Widodo sudah mendorong sumber daya alam di Tanah Air untuk hilirisasi.

Selanjutnya adalah bagaimana Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Lalu, Indonesia punya potensi untuk masuk ke industri kreatif.

"Keempat adalah memastikan bahwa angka pertumbuhan 5 persen itu bisa dicapai dengan digital ekonomi yang estimasinya nanti akan mencapai angka Rp4.500 triliun dan akan jadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Erick.(*)