JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) mengeluarkan ketentuan baru mengenai kondisi garis kemiskinan internasional. Garis kemiskinan ekstrem secara internasional menjadi USD 2,15 atau Rp 32.752 per orang per hari (asumsi kurs rupiah 15.200 per dolar AS). Dengan hitungan ini, angka kemiskinan di Indonesia naik menjadi 13 juta orang.

Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS), Atqo Mardiyanto mengakui angka kemiskinan di Indonesia naik pada 2022. Namun kenaikan ini karena pandemi Covid-19.

"Jadi memang mulai 2020 setelah ada pandemi pertumbuhan kita ada kontraksi, kemiskinan juga naik," kata Atqo dikutip pada Rabu, 12 Oktober 2022.

• BKD Bandar Lampung Belum Membahas Penempatan Eks Dirut PDAM Way Rilau
• Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp607 Triliun
• Kolaborasi Antar Negara Merupakan Kunci Penting Hadapi Krisis Global

Namun, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik, angka kemiskinan di Tanah Air pun berkurang. Apalagi tren pertumbuhan tiap kuartal di tahun ini di atas 5 persen.

"Ini sudah mulai bagus perkembangannya. Jadi sudah menuju ke arah pemulihan baik kemiskinan, itu trennya ini yang sudah bagus," kata dia.

Dari data BPS pada September 2020, tingkat kemiskinan di Indonesia naik menjadi 27,55 juta orang. Angka ini naik 1,13 juta dari posisi Matert 2020 dan 2,76 juta di bulan September 2020.

Sementara itu, tingkat kemiskinan di Maret 2022 jumlah penduduk miskin di Indonesia turun menjadi 26,16 juta orang. Artinya 9,54 persen dari total penduduk Indonesia berada di garis kemiskinan. Angka ini menurun 0,17 persen terhadap September 2021 dan menurun 0,6 persen poin terhadap Maret 2021.(*)