Dua Pabrik Buka Giling, PTPN VII Target Produksi 112 Ribu Ton Gula

2022-05-16T22:30:19.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Dua pabrik gula milik PTPN VII memulai proses giling tahun 2022 dengan target produksi 112 ribu ton gula kristal.
Dua pabrik gula milik PTPN VII memulai proses giling tahun 2022 dengan target produksi 112 ribu ton gula kristal.

OGAN ILIR - Dua pabrik gula milik PTPN VII memulai proses giling tahun 2022 dengan target produksi 112 ribu ton gula kristal. Pabrik yang dikelola PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII itu mengawali giling di PG Cintamanis di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel pada Senin, 16 Mei 2022.

Selanjutnya, PG Bungamayang di Lampung Utara akan memulai giling pada Rabu, 18 Mei 2022.

Data target itu disampaikan Direktur PT BCN Putu Sukarmen saat menyampaikan sambutan pada seremoni sederhana di halaman PG Cintamanis. Hadir pada acara itu, Kepala Bagian Operasional II PTPN VII Wiyoso, Kapolres OI, Camat Lubukkeliat, pada kepala desa, dan para tokoh masyarakat.

Dalam pengantarnya, Putu Sukarmen menyatakan apresiasi yang tinggi kepada pemegang saham, Direksi PTPN VII, stakeholder, dan seluruh karyawan PT BCN. Ia menyebut kinerja operasional, baik tanaman maupun pabrik pada 2022 sebagai kinerja konsolidasi. Pada siklus ini, kata dia, seluruh proses berjalan berjalan hampir sempurna.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja kita pada musim giling 2022 ini. Atas dukungan pemegang saham, HPN (Holding Perkebunan Nusantara), Direksi PTPN VII, stakeholder, dan seluruh karyawan, semua rencana sesuai schedule. Di on farm (kebun, tanaman), kaidah agronomis tercukupi, terutama pemupukan. Di off farm (pabrik), kita steam test (uji coba) mendapat skor 99,6%. Poin ini sangat perfect,” kata dia.

Acara Buka Giling Pabrik Gula PTPN VII. Foto: Humas PTPN VII

Selain persiapan on farm maupun off farm yang maksimal, tambah Putu, faktor-faktor di luar jangkauan juga sangat mendukung. Faktor alam dan cuaca, sepanjang tahun 2021-2022 memiliki curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan tebu. Demikian juga faktor eksternal berupa gangguan alam, seperti kebakaran dan lainnya dapat terkendali.

“Kalau dari alam, kita bersyukur hujan cukup. Memang, hujan menjadi kendala pada proses tebang, muat, angkut, tetapi itu bisa diantisipasi. Kebakaran juga bisa ditekan. Situasi usaha juga sangat kondusif karena kita bangun relasi harmonis dengan stakeholder dan masyarakat sekitar,” kata dia.

Dengan modal kekuatan itu, Putu mengaku PT BCN sangat optimistis pada musim giling 2022 ini dapat mencapai target 112 ribu ton. Yakni, produksi gula dari PG Cintamanis sebanyak 56 ribu ton dan dari PG Bungamayang 55 ribu ton. Gula tersebut diolah dari sekitar 1,56 juta ton tebu dengan target rendemen 7,5 %. Dari angka produksi itu, dengan asumsi harga gula saat ini Rp12 ribu per kilogram, omset pada musim giling 2022 ini diperkirakan Rp1,3 triliun.

“Mohon doanya agar apa yang kita ikhtiarkan bisa terwujud. Sebab, kita sebagai manusia hanya ikhtiar, hasil akhirnya tetap di tangan Tuhan,” kata dia.

Mewakili Manajemen PTPN VII, Kabag Ops. II yang membidangi Gula dan Karet Wiyoso menyatakan sepakat dengan statemen Putu Sukarmen. Wiyoso mengatakan, operasional tahun 2021-2022 di PTPN VII, termasuk pada komoditas gula, mendapat dukungan penuh dari pemegang saham. Untuk industri gula, misalnya, PTPN Holding memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan untuk menggenjot produksi.

“Semua kendala yang selama ini ada, untuk tahun 2022 ini dipenuhi oleh Holding. Jadi, giling tahun 2022 ini menjadi pertaruhan bagi PTPN VII dan PT BCN untuk membuktikan. Saya yakin dan terus berdoa, apa yang direncanakan ini dapat terwujud dengan lancar. Ini menjadi tonggak bagi PTPN VII untuk membukukan keuntungan dari komoditas gula,” kata dia.

Menurut Wiyoso, operasional industri gula PTPN VII tahun 2022 akan menjadi tolok ukur kebijakan industri gula di PTPN Holding. Ia menyebut, PTPN Holding telah membentuk satu perusahaan subholding, yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang akan mengurus semua industri gula yang ada di seluruh PTPN. 

Oleh karena itu, kinerja setiap unit pabrik gula akan menjadi acuan dasar dalam menentukan kebijakan.

“Kita punya dua industri gula yang punya nilai sangat kompetitif. Pabriknya cukup besar dan lahan milik sendiri juga jauh lebih luas dari PTPN lain. Ini nilai lebih yang harus didukung dengan performa yang lebih juga. Jika kita berhasil, boleh jadi kita akan menjadi basis kinerja SGN,” kata dia.

Sementara itu, Manajer Off Farm PT BCN Unit Cintamanis Andhiyan Yuwono saat dikonfirmasi tentang kesiapan buka giling 2022 menyatakan sudah 100 persen. Ia mengaku, seremoni Buka Giling sempat ditunda sehari karena pasokan tebu belum terpenuhi. Hal itu karena ada faktor eksternal, yakni ketersediaan armada angkut yang kesulitan mencari bahan bakar.

“Kalau sekarang sudah ada solusi. Dan insyaalloh kita mulai giling hari ini. Mohon doanya agar lancar, sehat, produksi sesuai rencana, dan berkah,” kata Andian.

Andhiyan juga memberi catatan kondisi terkini mengenai rencana operasional giling 2022. Ia mengatakan, seiring hampir tidak ada kendala keuangan untuk berbagai kebutuhan operasional, hampir seluruh rencana kerja bisa terpenuhi. Di on farm, kata dia, musim giling tahun 2022 memiliki kelebihan dibanding tahun sebelumnya. Yakni, pemupukan, pemeliharaan, dan perlakuan agronomis lainnya.

“Kalau tahun lalu kami hanya punya PC (plant cane, tanaman baru) 30%, tahun ini kami punya 70%. Tahun lalu kami juga mampu memupuk 30%, tahun ini bisa 100%. PC kita juga lebih rapat sehingga jumlah tebunya lebih banyak. Kebakaran juga bisa dikendalikan. Itu yang membuat kami sangat optimistis,” kata dia.

Dari off farm, Andhiyan juga menyatakan sangat siap. Beberapa kendala yang selama ini sering muncul, sudah mendapat penanganan sangat baik. Demikian juga sumber daya manusia yang mengendalikan seluruh instumen pabrik, kata dia, memiliki kompetensi dan komitmen kebersamaan yang baik. (*)