BPS Lampung
Penulis:Eva Pardiana
BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mengadakan seminar daring tentang cara menghitung dan memahami Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui platform Zoom. Seminar yang berlangsung pada Jumat (31/10/2024) ini diikuti oleh 145 peserta dan menghadirkan pembicara ahli, Tribuana Kartika Sari, S.Si., M.SE., Statistisi Ahli Madya di BPS Lampung.
Dalam seminar ini, Tribuana Kartika Sari menjelaskan pentingnya IPM yang dirilis BPS setiap tahun sebagai tolok ukur kemajuan pembangunan manusia. Kartika menguraikan bahwa konsep IPM diperkenalkan pada 1990 sebagai respons atas paradigma pembangunan sebelumnya yang hanya berfokus pada ekonomi.
"Dahulu, manusia dianggap sebagai alat pembangunan. Kini, tujuan pembangunan adalah manusia itu sendiri," tutur Kartika, menekankan perubahan fokus dalam konsep pembangunan manusia.
Lebih lanjut, Kartika menjelaskan tiga pilar utama IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Ketiga dimensi ini dianggap mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang kualitas hidup masyarakat di suatu daerah. Selain itu, IPM juga mencakup aspek-aspek penting seperti keamanan fisik, partisipasi politik, keberlanjutan lingkungan, akses terhadap teknologi, serta kebebasan berbicara dan beragama.
Dalam paparannya, Kartika menyoroti tiga manfaat utama dari pengukuran IPM, yaitu: sebagai indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia; menjadi acuan dalam pembahasan target pembangunan antara pemerintah dan DPR; dan Menjadi dasar dalam menentukan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk setiap daerah.
Kartika juga menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan IPM tahunan digunakan untuk mengukur kecepatan pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah. Semakin tinggi nilai pertumbuhan IPM, semakin cepat suatu daerah mendekati target capaian kualitas hidup yang diharapkan.
Di samping itu, komponen IPM turut berperan dalam perhitungan Dana Insentif Daerah (DID), yang mempertimbangkan indikator seperti Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita. Hal ini menunjukkan bagaimana IPM dapat mempengaruhi kebijakan anggaran dan pembangunan di tingkat daerah.
Melalui seminar ini, BPS Lampung berharap masyarakat dapat lebih memahami peran IPM dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, serta dampaknya bagi kebijakan alokasi anggaran di berbagai daerah. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai IPM, diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya pembangunan manusia sebagai fokus utama dalam proses pembangunan yang berkelanjutan. (*)
Reporter: Alyana Herawati & Zahro Aisiah