Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA – Pengangkatan pimpinan baru Gojek di Vietnam (Gojek Vietnam) dinilai sebagai upaya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk semakin memperkuat bisnis di kawasan Asia Tenggara. Terlebih Vietnam memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi digital paling tinggi sampai dengan tahun 2025.
Ekonom Institute for Development of Economic Studies (Indef) Nailul Huda mengatakan keputusan GoTo menunjuk Sumit Rathor yang merupakan orang berpengalaman di Gojek untuk memimpin Gojek Vietnam sebagai sinyal untuk memperkuat bisnis di regional.
”Sebab secara umum, pasar Asean besar sekali. Lebih dari itu, IMF menyebut kawasan ini memiliki negara-negara yang tidak terdampak signifikan dibandingkan negara di kawasan lain, akibat pandemi COVID-19 dan recovery-nya cepat,” ungkapnya.
Perekonomian berbasis digitalnya justru tumbuh saat pandemi. Untuk layanan pesan-antar makanan secara online misalnya, kata Nailul, secara rata-rata tumbuh 14%. Hal ini juga menjadi indikator positif bagi sektor transportasi online di Asia Tenggara.
”Khusus untuk Vietnam, ketika saya ke sana dan buka aplikasinya, ternyata tenant makanan di sana juga banyak. Karakteristik masyarakat di sana juga sebenarnya hampir sama dengan Indonesia. Suka naik sepeda motor dan jalanannya padat. Jadi, layanan transportasi online juga andalan di sana,” ujar Nailul.
Maka upaya pengembangan bisnis Gojek Vietnam diyakini akan berkontribusi signifikan terhadap GoTo. Ditambah lagi, menurut riset Google, potensi ekonomi digital Vietnam untuk rentang 2022 sampai 2025 pertumbuhannya bisa mencapai 31%.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara dibandingkan Filipina dengan potensi pertumbuhan 20% dan Indonesia sebesar 12% pada rentang periode yang sama.
Nailul mendorong supaya lebih banyak startup Unicorn Indonesia untuk semakin bersaing di level Asean. ”Dan ini sudah ditunjukan oleh GoTo melalui salah satunya Gojek Vietnam,” ucap Nailul yang juga Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Indef.
Dampak positifnya bagi GoTo, lanjut Nailul, penguatan bisnis di kawasan regional akan meningkatkan valuasi perusahaan. ”Ini penting bagi perusahaan publik seperti GoTo. Ketika hadir di beberapa negara, valuasi akan meningkat dan mengundang daya tarik bagi investor. Saya rasa ini akan jadi sinyal positif bagi pemegang saham,” jelasnya.
Dalam keterbukaan informasi kepada publik, GoTo sendiri mengumumkan alokasi dana sebesar Rp273,96 miliar untuk penyertaan di Gojek Vietnam sebagai salah satu bukti keseriusan menggarap potensi pasar di negara itu Sumber dana dimaksud adalah dari hasil IPO GoTo.
”Selain tentu saja menurut saya ini dalam rangka memperkuat persaingan Gojek dengan Grab di kawasan Asia Tenggara,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Grup GoTo dan Head of Food and Indonesia Sales & Ops Gojek, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan memasuki tahun baru 2023 bertepatan dengan dimulainya babak baru bagi bisnis Gojek di Vietnam.
"Pengalaman GM Gojek Vietnam, Sumit Rathor yang beragam, didukung oleh rekam jejak yang telah terbukti dalam mengelola pasar global dan regional, serta kegigihan dalam menciptakan dampak positif bagi pelanggan dan mitra, menjadikan Sumit sebagai kandidat yang ideal untuk mengarahkan Gojek Vietnam ke fase selanjutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.(*)