Prospek Kripto Altcoin pada Semester II-2023
Redaksi - Kamis, 20 Juli 2023 18:41JAKARTA - Pada 2022, pasar kripto ditekan oleh sejumlah sentimen negatif yang menyebabkan kemerosotan harga pada sejumlah aset.
Setelah banyak aset-aset kripto yang mencetak level tertinggi alias all time high (ATH) pada 2021, termasuk Bitcoin (BTC), tahun 2022 menjadi momentum saat banyak cryptocurrency yang berguguruan.
Sejumlah krisis likuiditas pun menerpa bursa-bursa kripto di berbagai negara maju. Yang paling parah sekaligus paling menghebohkan pada saat itu adalah krisis yang dialami oleh FTX sehingga mengakibatkan Bitcoin jatuh hingga ke kisaran US$16.000-an (Rp239,9 juta) pada November 2022.
Padahal, pada bulan yang sama tahun sebelumnya, Bitcoin menyentuh all-time high di kisaran US$67.000 (Rp1 miliar). Perbandingan tersebut mengindikasikan anjloknya harga Bitcoin hingga 76% dalam rentang waktu setahun.
- Berikut Lima Poin Kerja Sama OJK dan KLHK Soal Bursa Karbon
- Platform Pemilu.Ai Resmi Rilis, Disebut Bisa Hemat Biaya Kampanye
- Berantas Situs Judi Online jadi Gebrakan Awal Menkominfo Budi Arie
Periode Pemulihan
Memasuki awal 2023, Bitcoin dan aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya kembali pulih secara berangsur-angsur. Namun, tekanan masih datang dari sentimen suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang masih berlangsung karena inflasi yang belum menyurut sesuai harapan.
Sentimen negatif pun datang dari Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) AS yang melayangkan gugatan kepada sejumlah pengembang aset kripto karena dianggap telah melanggar aturan sekuritas dalam menjajakan aset-asetnya.
Akan tetapi, memasuki paruh kedua semester II-2023, harga Bitcoin mulai memasuki kisaran US$30.000 (Rp449,82 juta), dan penguatan itu pun diikuti oleh aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya.
Awal paruh kedua diwarnai oleh kondisi makroekonomi yang sudah mulai mendorong pasar untuk masuk kembali ke aset-aset berisiko dan meninggalkan safe haven seperti dolar AS.
Menurut Chief Operating Officer Pluang Riadi Esadiputra, aset kripto bisa berkembang di tahun 2023 karena tingkat inflasi yang mulai membaik. Hal ini berimplikasi positif pada kinerja aset berisiko, termasuk aset kripto. Oleh karenanya, beberapa krisis dalam sektor kripto selama tahun 2023 sebenarnya tidak bisa diklaim sebagai akhir dari masa depan perdagangan aset kripto.
"Aset ini terbukti mendapatkan kembali kepercayaan publik. Sejak April tahun ini, nilai Bitcoin telah kembali mencapai US$30.000 dan bergerak di sekitar angka tersebut hingga sekarang," papar Riadi kepada wartawan, dikutip Kamis, 20 Juli 2023.
Menurut pantauan Coin Market Cap, Kamis, 20 Juli 2023 pukul 15.15 WIB, sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), Bitcoin sebagai aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar telah menguat 81,6% ytd.
Penguatan secara ytd ini turut dialami oleh aset-aset big caps lalinnya seperti Ethereum, Tether, Cardano, XRP, Solana, dan sebagainya. Menurut Riadi, altcoin (aset alternatif dari Bitcoin) memiliki peluang yang cukup baik di paruh kedua 2023.
"Altcoin bisa menjadi alternatif pilihan aset kripto di Pluang, selama investor mengerti siklus kenaikan performa pasar koin-koin tersebut. Koin kripto alternatif Bitcoin yang paling populer adalah Ethereum, aset kripto yang berdasar pada platform smart contract yang memungkinkan developer membangun aplikasi di jaringan blockchain," kata Riadi.
Peningkatan kegunaan dari Ethereum yang awalnya hanya berfungsi sebagai medium penyimpanan Bitcoin pun dikatakan oleh Riadi masih berpotensi untuk terus dikembangkan dan semakin mendorong peluang pertumbuhan.
"Jaringan Ethereum tentunya berpotensi untuk terus tumbuh dengan semakin banyak developer yang menggunakan jaringan blockchain Ethereum," ungkap Riadi.
Selain tingkat inflasi yang mulai membaik, kemenangan pengembang aset kripto seperti Ripple Labs (pengembang XRP) dalam melawan SEC pun mendorong pemulihan cryptocurrency.
Kemenangan itu pun semakin menumbuhkan potensi penguatan dari aset-aset altcoin yang mana XRP sendiri secara ytd telah mengalami pertumbuhan hingga 142%.
Kemenangan atas gugatan SEC mengembalikan kepercayaan pelaku pasar terhadap aset-aset alternatif di luar Bitcoin yang selama ini menjadi sorotan utama di industri kripto.(*)