Peringati Hari Menanam Pohon, Petani Milenial Ini Bagikan Kisah Sukses Berkebun Hidroponik

Eva Pardiana - Kamis, 01 Desember 2022 07:33
Peringati Hari Menanam Pohon, Petani Milenial Ini Bagikan Kisah Sukses Berkebun HidroponikAngga Diandry, petani milenial yang sukses berkebun dengan sistem hidroponik. (sumber: Instagram @anggadiandry)

JAKARTA – Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November 2022 menjadi momentum pengingat bagi masyarakat untuk memulihkan dan melestarikan lingkungan yang semakin hari semakin rusak.

Sebagaimana diketahui, pada 2020 Indonesia telah kehilangan 270 ribu ha lahan hutan primer. Namun, dalam catatan Global Forest Watch, tingkat kehilangan hutan primer di Indonesia terus menurun. Tren penurunan ini menunjukkan bahwa Indonesia tengah menuju perbaikan.

Meskipun memiliki alasan untuk merayakan penurunan hutan, Indonesia perlu memperkuat langkah-langkah perlindungan hutan. Pemulihan hutan ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga masyarakat. Salah satu upaya untuk membantu merealisasikan Indonesia hijau adalah dengan memulai dari lingkungan sendiri.

Untuk mendukung Indonesia hijau, Demfarm.id menggelar talk show bertema “Inspirasi Petani Milenial: Dari Rumah untuk Indonesia Lebih Hijau” pada 30 November 2022, dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring di Instagram dengan menghadirkan 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari blogger,
jurnalis, petani milenial daerah, dan masyarakat umum di wilayah Indonesia.

Talk show tersebut menghadirkan founder @ibukita.kebun, Angga Diandry sebagai milenial yang sukses berkebun dengan memanfaatkan lahan yang ada. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani milenial di rumah dan mampu menjaga lingkungan sekitar menjadi lebih sejuk dan subur. Sehingga dengan munculnya minat tersebut, ke depan akan lahir petani-petani milennial yang sukses dan lingkungan semakin sehat dan hijau.

Pemerintah Indonesia juga tengah fokus menarik minat generasi muda untuk menjadi petani. Bahkan, salah satu industri pupuk di Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sudah memiliki petani milenial binaan. Tak hanya itu, PKT juga mengembangkan program Community.

Kisah Sukses ‘Dewa Sawi’

Angga berbagi kisah awal mula menanam tanaman hidroponik hingga akhirnya mencintai tanaman ini dalam Live Instagram Demfarm. Memanfaatkan rooftop di rumah tantenya, Angga yang juga seorang komika itu mulai menanam sawi, pakcoy, dan kale saat pandemi lalu.

“Dulu kan saya suka mengikuti acara standup comedy sehingga pekerjaan pindah ke daring. Saya sempat main game tapi dibully terus. Akhirnya saya mulai menanam hidroponik tapi belum berhasil. Sempat berhenti, saya mencoba lagi, hingga akhirnya memanfaatkan lahan di rooftop rumah tante saya ini sampai sekarang,” kata Angga.

Sejak saat itu, Angga sering memposting tanamannya di media sosial. Karena kebiasannya itu, oleh teman-temannya sesama komika, Angga mendapat julukan Dewa Sawi atau Dewa Pakcoy.

Rooftop yang digunakan Angga untuk menanam hidroponik sendiri tidak terlalu luas, hanya sekitar 80 meter persegi. Tapi Angga berhasil memanfaatkan lahan tersebut dengan baik sehingga tanamannya bisa tumbuh dengan subur.

“Saya menanam tanaman seperti sawi, pakcoy, dan kale ini karena saya menyukai sayuran. Jadi setidaknya bisa kita konsumsi sendiri. Nggak usah berpikir tentang uang dulu,” ungkapnya.

Untuk menjadi petani milenial seperti dirinya, lanjut Angga, dibutuhkan kesadaran dan kesabaran. Apalagi menanam hidroponik yang memerlukan proses serta trial and error.

“Untuk menjadi petani dibutuhkan senang dulu. Jadi menjadi petani ini harus berangkat dari kesadarannya, bukan dari uangnya, gimana caranya secara sadar menanam dengan baik. Kalau salah, kita ulangi tahapan mana yang salah,” terangnya.

Seiring perjalanan, kata Angga, setelah menanam tanaman untuk dikonsumsi, dengan sendirinya bisa bergeser menjadi usaha yang mampu mendatangkan cuan. Tak heran, jika sekarang ia juga menjual tanaman hidroponiknya melalui akun Instagram ibukita.kebun.

Tanaman hidroponik segar milik Angga ini dijual dengan harga bervariasi. Angga membanderol pakcoy Rp40 ribu per ½ kilogram. Sementara sawi dan kale dijual dengan harga Rp45 ribu dan Rp50 ribu per setengah kilogramnya.

Ada beberapa tips dari Angga agar tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan subur. Hal itu karena tanaman hidroponik tidak bisa sembarangan tumbuh.

“Jadi kita harus mengidentifikasi dulu ph tanah, kebutuhan tanaman akan sinar matahari, benih yang bagus, penggunaan pupuk yang benar, dan penyiraman yang tepat. Dari situ, kita akan menemukan porsi yang tepat,” pungkasnya. (*)

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS