Pemkot Siapkan Rp1,5 Miliar untuk Pembangunan Jembatan Pulau Pasaran Tahap Dua

Eva Pardiana - Jumat, 20 Mei 2022 14:19
Pemkot Siapkan Rp1,5 Miliar untuk Pembangunan Jembatan Pulau Pasaran Tahap DuaBanjir rob menggenangi jembatan Pulau Pasaran yang menjadi akses utama mobilitas warga setempat. (sumber: M. Iqbal Pratama/Kabar Siger)

BANDAR LAMPUNG – Jembatan Pulau Pasaran yang berada di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung merupakan akses utama mobilitas warga setempat. Namun beberapa hari terakhir banjir rob menggenangi jembatan sehingga aktivitas warga terganggu.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkot Bandar Lampung sebenarnya telah mulai melakukan pembangunan jembatan agar banjir rob yang kerap terjadi tidak mengganggu aktivitas warga. Pembangunan jembatan tahap pertama telah selesai dan akan memasuki tahap kedua pada Juni 2022.

"Saat ini masih lelang, kisaran bulan 6 sudah jalan untuk tahap kedua," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung, Iwan Gunawan kepada Kabar Siger, Jumat, 20 Mei 2022.

Menurut Iwan ditahap kedua akan dilakukan pembangunan lantai atau dinding jembatan. Ada pun pagu anggaran yang disiapkan yakni Rp1,5 miliar.

"Sebelumnya tahap pertama yakni penanaman tiang pancang dengan pagu anggaran Rp2,3 miliar. Lalu dilanjutkan tahap kedua Rp1,5 miliar," ujarnya.

Iwan berharap pembangunan jembatan Pulau Pasaran dapat segera diselesaikan, sehingga lalu lintas tidak terganggu saat banjir rob.

Hingga saat ini banjir rob masih menggenangi Pulau Pasaran. Ketinggian banjir rob mencapai 1 meter atau setinggi perut orang dewasa.

Warga setempat, Firman mengatakan banjir rob telah berlangsung selama lima hari, dari pukul 05.00–11.00 WIB. Lalu akan banjir lagi pada malam hari selepas maghrib.

"Ini masih tergenang. Enggak hanya di jembatan, tapi juga sampai pemukiman warga. Hampir 50 persen pemukiman warga tergenang," kata Firman.

Menurutnya, banjir rob cukup mengganggu aktivitas warga, bahkan kegiatan pembelajaran sekolah dasar di dalam Pulau Pasaran dihentikan sementara.

"Siswa yang sekolah di luar Pulau Pasaran harus menggunakan perahu untuk menyeberang. Bahkan ada juga yang digendong orang tuanya," pungkasnya. (IQB)

RELATED NEWS