OJK Tindak Tegas PUJK Pelanggar Aturan Perlindungan Konsumen
Yunike Purnama - Jumat, 20 Mei 2022 18:56JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen terus memperkuat upaya perlindungan konsumen sektor jasa keuangan melalui penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 6/POJK.07/2022 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan.
Adapun prinsip perlindungan konsumen dan masyarakat dalam aturan terbaru tersebut berupa edukasi yang memadai, keterbukaan dan transparansi informasi, perlakuan yang adil dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab, perlindungan aset, privasi, dan data konsumen, serta penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa yang efektif dan efisien.
Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sarjito menyampaikan, terdapat sejumlah sanksi yang telah disiapkan regulator kepada seluruh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang melanggar aturan perlindungan konsumen. Hal ini sebagaimana diatur dalam POJK anyar tersebut.
"Sanksinya sangat komprehensif dari OJK, sehingga (PUJK) harus kredibel," ujar Sarjito dalam Media Briefing secara virtual pada Jumat, 20 Mei 2022.
- Wagub Nunik Pastikan Ketersediaan Pupuk Bersubsidi di Pesawaran
- Kebut Target 1 Juta Jargas, PGN Percepat Transformasi Bisnis Berbasis Digital dan Marketing 3.0
- Direktur Komersial LKBN Antara Siap Dukung Pengembangan Bisnis Biro Daerah
Sarjito menyampaikan, sanksi pertama yang akan dijatuhkan regulator berupa teguran tertulis yang akan memperburuk citra pelaku usaha jasa keuangan maupun pimpinan yang melanggar aturan perlindungan konsumen.
"Sanksi untuk perlindungan konsumen itu bisa peringatan tertulis. jangan disepelekan ini," tekannya.
Selain teguran tertulis, sanksi juga bisa berbentuk larangan sebagai pihak utama sesuai dengan POJK mengenai penilaian kembali bagi pihak utama Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
- Yuk, Daftar! Paragon Scholarship Program 2022 Telah Dibuka
- Nonton Netflix Gratis Cara Legal, Bisa Untuk Semua perangkat Laptop Hingga HP
- Pujakesuma Mantap Dukung Erick Thohir Maju Pilpres 2024, Ini Alasannya
"Ini salah satu implikasi dari peringatan tertulis. Di mana jika seorang pemimpin LJK sudah pernah dikenai peringatan tertulis, akan dipertimbangkan kembali atau bahkan dilarang menjadi pihak utama atau direksi utama," bebernya.
Selanjutnya, OJK juga dapat menjatuhkan sanksi berupa denda bagi pelaku usaha jasa keuangan yang terbukti melanggar aturan perlindungan konsumen. Adapun, nominal denda yang dikenakan maksimal Rp15 miliar.
Terakhir, OJK juga tak segan memberikan sanksi berupa pembatasan dan pembekuan produk dan/atau layanan dan/atau kegiatan usaha bagi perusahaan yang melanggar aturan perlindungan konsumen. Sejumlah sanksi tersebut diharapkan dapat menciptakan efek jera untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen.
"Ini (PUJK) bisa ga boleh jualan lagi, karna produknya ga bener," tandasnya.(*)