OJK Ajak Kaum Milenial Cerdas Dalam Mengelola Keuangan

Yunike Purnama - Kamis, 08 September 2022 08:29
OJK Ajak Kaum Milenial Cerdas Dalam Mengelola KeuanganIlustrasi menabung. (sumber: Pixabay)

BANDAR LAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong generasi milenial untuk lebih mementingkan pengelolaan keuangan dibandingkan gaya hidup.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan berdasarkan riset masih banyak kawula muda yang mengutamakan gaya hidup daripada berinvestasi.

"Berdasarkan hasil riset hanya dua persen dari milenial yang menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 September 2022.

Kaum milenial dinilai lebih banyak menghabiskan penghasilannya untuk kuliner, hiburan, dan gaya hidup yang kekinian.

Dirinya menyebutkan studi yang lain menyebutkan bahwa 69 persen milenial Indonesia tidak memiliki strategi untuk berinvestasi.

Dengan melihat fenomena tersebut, Friderica menuturkan bahwa kondisi ini patut menjadi perhatian semua pihak agar bagaimana mendidik atau paling tidak mengajak generasi milenial untuk menyiapkan masa depan yang sejahtera.

“Selain itu, pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, investasi, dan penyediaan dana darurat menjadi hal yang sangat penting. Karena tanpa pengelolaan keuangan yang baik dapat menimbulkan stres dan mengurangi produktivitas dalam bekerja," jelasnya.

Baginya, dana darurat saja tidak cukup dan harus memikirkan adanya faktor inflasi yang membuatnya melakukan investasi.

OJK mendorong generasi milenial untuk lebih mementingkan pengelolaan keuangan dengan melakukan investasi dibandingkan gaya hidup.

Dalam melakukan investasi, prinsip utamanya adalah "never put your egg into one basket", sehingga harus lakukan diversifikasi. Selain emas, milenial juga bisa berinvestasi pada saham atau reksa dana.

"Reksa dana cocok untuk pemula, karena dikelola profesional yaitu manajer investasi,” ujarnya.

Jenis reksa dana juga bermacam-macam tergantung profil risikonya. Selain saham, ada juga obligasi. Sehingga OJK juga mendorong milenial masuk ke investasi Surat Berharga Negara (SBN) ritel.

Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan BKF Kemenkeu RI, Adi Budiarso menjelaskan YOLO dan FOMO mempengaruhi pola konsumsi milenial.

Dia menjelaskan YOLO atau You Only Live Once adalah nikmati hidup saat ini tanpa perlu mengkhawatirkan masa depan.

Sedangkan FOMO atau Fear of Missing Out adalah ketakutan ketinggalan tren yang tengah berlangsung di komunitas.

"Keduanya kalau terlalu dibiarkan bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kesulitan finansial bagi milenial," ucapnya.

Untuk itu, sudah saatnya milenial memiliki investasi. Dalam memilih instrumen investasi, Adi mengungkapkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah tentukan tujuan investasi, pahami risikonya, dan pahami instrumen investasi yang akan dipilih.

"Kemudian sesuaikan dengan kondisi keuangan dan lakukan diversifikasi," ujarnya. (*)

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS