Kreativitas Kelompok Usaha Serdang Bedagai, Sukses Sulap Anyaman Pandan Jadi Produk Ekspor
Redaksi - Rabu, 25 Januari 2023 15:11JAKARTA - Kreativitas mengolah hasil alam memang dapat menghasilkan pendapatan. Salah satu kisah sukses kali ini datang dari Eva Harlia.
Eva Harlia adalah perempuan asal Dusun III Desa Pantai Cermin Kanan, Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara yang telah berkecimpung selama 13 tahun di dunia seni kerajinan anyaman pandan. Usaha kerajinan anyaman pandan bernama "Menday Gallery and Souvenir".
Eva Harlia tinggal di daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah yaitu pohon pandan. Karena pohon pandan adalah tumbuhan endemik yang tumbuh subur di pesisir pantai.
- Laba Bersih BNI Melesat 68 Persen Menjadi Rp18,31 Triliun pada 2022
- Mau Coba 10-30 Menit Power Nap di Jam Istirahat Kerja? Ternyata Ini Manfaatnya
- Kemenag Lampung Masih Tunggu Keputusan DPR Terkait BPIH 2023
Oleh karena itu, daerahnya menjadi sentra kerajinan anyaman penghasil lembaran tikar dengan bahan baku pandan. Melihat hal itu, Eva pun tergerak untuk melestarikan keunggulan di daerahnya tersebut.
"Di sini termasuk sentra, memang dari orang tua kami sudah bergelut di bidang anyaman penghasil lembaran tikar. Dari situlah saya tergerak memulai usaha ini dari 2010, sudah 13 tahun saya berkecimpung di usaha ini," kata Eva.
Dengan modal awal digenggam hanya Rp500.000, digunakan untuk membeli bahan baku pendukung agar anyaman pandan tersebut bernilai jual tinggi. Produk dihasilkan kelompok usaha ini bervariasi, di antaranya aneka tikar, sandal, aneka tas dan souvenir anyaman Pandan, serta box dari anyaman berbagai bentuk.
Harga yang paling murah untuk souvenir dibanderol Rp5.000, sedangkan kerajinan tikar berukuran besar, dan motifnya sulit, itu dijual dengan harga Rp7.500.000. Produk yang paling laku di beli adalah produk tas seperti goody bag, karena produk itu sedang tren di kalangan masyarakat.
Eva mampu memproduksi kerajinan anyaman hingga ribuan per bulan. Karena telah menggunakan mesin jahit, sehingga bisa mempermudah dan mempercepat produksi.
Selama ini, produk kerajinan anyaman dijual secara offline dan online. Untuk offline, produk anyaman pandan milik Eva bisa ditemukan di beberapa gallery oleh-oleh di wilayah Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Awalnya, Eva dan kelompok usahanya mengalami kendala dari segi pemasaran. Salah satunya adalah kurang memahami cara memasarkan produk secara digital.
Dalam produksinya pun, Eva dibantu oleh kelompok usaha yang terdiri dari 300 orang perempuan. Kelompok usaha ini terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya penyedia bahan baku, yang menyiapkan bahan baku berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang memang tinggal di pesisir pantai dan mereka mengolah daun pandan setengah jadi, dalam bentuk daun kering. Kemudian, masuk kebagian yang bertugas pengerjaan khusus lembaran tikar, selanjutnya diolah menjadi berbagai bentuk.
Bantuan BRI
Perempuan asal Sumatera Barat ini ternyata merupakan salah satu nasabah KUR BRI. Peluang terbuka menambah modal dari BRI. Saat itu dia memberanikan diri mengajukan pinjaman KUR sebesar Rp25.000.000 untuk membeli peralatan berupa mesin jahit dan lainnya. Dari sini, usahanya berkembang.
BRI juga memberikan bantuan berupa bangunan sebagai tempat kerajinan dibuat kelompok usaha ini.
"Kami kan rumah produksi menyatu dengan rumah tinggal, jadi BRI memberikan kami hibah bangunan gallery pemasaran untuk produk anyaman pandan. Dari sisi pendanaan, hanya KUR yang cocok untuk kami karena dari segi suku bunganya sangat rendah, dan itu sangat membantu permodalan kami," ujarnya.
Selain mendapat hibah dan pinjaman usaha dari BRI, Kelompok Usaha ini mendapat Juara 3 Program CSR BRI Peduli Pemberdayaan Kelompok Usaha Perempuan.
BRI juga aktif mengajak dan mengikutsertakan kelompok usaha "Menday Gallery and souvenir" dalam beberapa pameran maupun bazar.
Menariknya, produk kerajinan anyaman pandan milik kelompok usaha Eva ini sudah pernah ekspor sandal anyaman ke Singapura selama tiga tahun meski masih dalam skala kecil.
- Poltekkes Kesuma Bangsa Gelar Kuliah Umum Terkait Penelitian Kuantitatif Bidang Kesehatan
- Kemenkumham Lampung Pencanangan Zona Integritas dan Resmikan Pelayanan Terpadu
- Kuliah Pakar Poltekkes Kesuma Bangsa Bahas Teknik Pengolahan Data Penelitian Ilmu Rekam Medik
Kedepannya, Eva pun berencana ingin mengekspor kembali. Salah satunya dengan dukungan BRI terkait informasi pasar ekspor yang cocok untuk produk kerajinan anyamannya.