BI Sebut Rupiah Termasuk Mata Uang Paling Stabil di Dunia
Yunike Purnama - Kamis, 18 Agustus 2022 14:54JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah termasuk mata uang yang paling stabil di dunia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.
"Maka dari itu BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 secara daring pada Kamis, 18 Agustus 2022.
Ia menjelaskan, langkah stabilisasi kurs Garuda merupakan salah satu bagian dari kebijakan moneter bank sentral yang saat ini memang terus diarahkan kepada stabilisasi.
- Hadirkan 3 Inovasi, BI dan Kemenkeu Luncurkan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022
- Pemkot Bandar Lampung Ajak Masyarakat Ikut Vaksinasi Merdeka
- Pertahankan Nol Kasus PMK, Pemkot Bandar Lampung Gencarkan Disinfeksi Kandang
Selain itu, lanjut Perry, pihaknya juga mengelola likuiditas yang cukup dan masih bisa mempertahankan suku bunga acuan dalam level yang rendah yakni 3,5 persen untuk sementara waktu.
Sementara itu kebijakan BI lainnya yakni kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pasar uang, kebijakan untuk UMKM, dan kebijakan ekonomi keuangan syariah masih diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"BI akan terus mengarahkan kebijakan-kebijakan kami untuk memastikan stabilitas inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
- 53 Tahun Agung Podomoro, Terus Berinovasi Bangkitkan Industri Properti Tanah Air
- Realisasi Penerimaan Pajak Hingga Juli 2022 Capai Rp1.028,5 Triliun
- Turun Rp5.000, Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Sabtu, 13 Agustus 2022
Menurutnya, diperlukan langkah bersama banyak pihak untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional, lantaran tidak hanya penting bagi pemulihan ekonomi, tetapi juga memperkuat kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, beberapa waktu lalu BI dengan pemerintah pusat dan daerah menginisiasi suatu gerakan di beberapa daerah untuk pengendalian inflasi pangan sejak Agustus 2022.
"Gerakan ini merupakan wujud komitmen bersama untuk dapat segera mengatasi tingginya inflasi pangan sehingga menjaga daya beli masyarakat," tuturnya. (*)