Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75. Persen
Yunike Purnama - Jumat, 17 Februari 2023 05:25JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Seiring dengan itu, suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,00%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini tetap konsisten dengan pendirian kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.
"BI meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75% memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0% plus minus 1% pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023," ujarnya dalam Rapat Dewan Gubernur BI Bulanan Februari 2023 dikutip secara virtual Kamis, 16 Februari 2023.
- Dampak Negatif Revisi PP 109/2012 Akan Sebabkan Banyak Pabrik Rokok Gulung Tikar
- IIB Darmajaya Salurkan Donasi Tanggap Bencana Gempa Turki ke DT Peduli
- Hasil Forum Ekonomi Lampung: Perkuat Hilirisasi Sektor Unggulan dan Transformasi Digital
Perry mengatakan, kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar.
Sehubungan dengan itu, BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan. Di antaranya dengan memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Kemudian memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot,Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian atau penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
"Selanjutnya, melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN khususnya bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah," ungkap Perry.
Tak hanya itu, BI akan memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi instrumen operasi moneter valas DHE berupa term deposit (TD) valas DHE sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI sesuai dengan mekanisme pasar mulai berlaku per 1 Maret 2023.
- Tren Istilah: Kenali Arti Flagship yang Biasa Disebut pada Produk Smartphone
- Telkomsel Lanjutkan Upgrade Layanan 3G ke 4G/LTE di 300 Kota/Kabupaten
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Sabtu, 11 Februari 2023
BI juga akan melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan fokus kepada dampak suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit investasi dan kredit modal kerja. Perry mengatakan, pihaknya akan memperkuat kebijakan digitalisasi sistem pembayaran melalui perluasan QRIS, BI FAST, digitalisasi Bansos, transaksi keuangan Pemda, dan moda transportasi.
"Hal tersebut untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan transaksi pembayaran cross-bordermelalui kerja sama QRIS dan interkoneksi sistem pembayaran antarnegara," terangnya.
BI juga akan memperkuat kerja sama internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.
"Selain itu, Bank Indonesia melanjutkan koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait untuk menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, khususnya melalui jalur keuangan," pungkasnya.(*)