Aset Keuangan Syariah Terus Meningkat

Yunike Purnama - Senin, 19 Juni 2023 21:13
Aset Keuangan Syariah Terus MeningkatPer Maret 2023, BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja bisnis wealth management sebesar 18% secara tahunan (yoy). (sumber: Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) telah mencapai Rp 2.420 triliun hingga akhir Maret 2023.

Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK Mohammad Ismail Riyadi mengatakan, nilai tersebut terus tumbuh dengan pangsa pasar telah mencapai sekitar 11,3%.

"Sektor keuangan syariah di Indonesia semakin menjadi primadona yang terus berjalan. Hingga saat pemulihan ekonomi berjalan sektor keuangan syariah terus mencatatkan tren yang positif," ujarnya dalam Webinar bertajuk Strengthening Islamic Financial Literacy and Inclusion towards the Indonesian Halal Industry.

Dalam kesempatan tersebut, Ismail memaparkan, perkembangan keuangan syariah tiap tahun terus meningkat. Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report 2022 mencatat total aset keuangan syariah indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp 2.375,84 triliun atau sebesar US$ 151.03 miliar.

Nilai tersebut menempatkan Indonesia pada posisi ke-7 dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia dan pada posisi ke-3 dalam keuangan syariah global. Dengan pertumbuhan ini, maka aset keuangan syariah menyumbang sebesar 10,69% dari total aset keuangan konvensional.

Meski demikian, OJK melihat masih adanya tantangan yang harus dihadapi salah satunya terkait rendahnya indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah. 

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan syariah (SNLIK) tahun 2022, menunjukan bahwa literasi keuangan syariah Indonesia masih berada di angka 9%. Sedangkan inklusi keuangan telah mencapai 12%.

"Ini relatif masih rendah jika dibanding literasi dan inklusi keuangan secara nasional. Di mana literasinya sudah mencapai 49% dan inklusinya 85%," kata Ismail.

Dalam mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah, perlu didukung dengan pengembangan infrastruktur. Kemudian akselerasi dan program edukasi keuangan syariah secara masif dan kolaboratif yang dilakukan oleh industri dan asosiasi.

"Selain itu, perkembangan produk dan perluasan akses keuangan syariah, dan perlu adanya analisis strategis dari sisi kebijakan untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan syariah," pungkas Ismail.(*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS