Jaga Inflasi Tetap Rendah, BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75%
Yunike Purnama - Sabtu, 23 September 2023 17:11JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sebagai konsistensi kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3,0% plus minus 1% pada tahun 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024.
“Kebijakan moneter tetap difokuskan untuk mengendalikan stabilitas nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dari dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global,” ujarnya dalam Rapat Dewan Gubernur BI.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif dan hijau, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Oktober 2023.
- Lingkaran Setan Judi Online dan Pinjol, Berikut Langkah Menkominfo Budi Arie
- Enam Cara Mudah Atasi Burnout dan Kelelahan Tanpa Keluar Banyak Uang
- Lima Hal ini Kerap Dilakukan Pasangan yang Miliki Hubungan Langgeng
- Mengupas Tentang Keindahan Alam Maine
Demikian pula, digitalisasi sistem pembayaran terus diakselerasi untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu, kredit perbankan terus meningkat pada seluruh sektor ekonomi. Kredit perbankan pada Agustus 2023 tumbuh 9,06% secara tahunan (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,54% yoy.
Pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh kinerja sektor Jasa Dunia Usaha, perdagangan, dan jasa sosial. Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara agregat, pembiayaan syariah tumbuh tinggi mencapai 14,52% yoy. Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM juga membaik mencapai 8,90% yoy, terutama berasal dari segmen mikro.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas perbankan, termasuk melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), untuk mendorong kredit atau pembiayaan dunia usaha,” kata Perry.
Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan, terutama pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit pada perekonomian nasional.
“Di antaranya sektor-sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM dan KUR), ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau,” pungkasnya.(*)