Embung UIN Raden Intan Lampung
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
BANDAR LAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung secara resmi meluncurkan program Campus Sehat Jiwa sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran dan pelayanan kesehatan mental bagi mahasiswa, Kamis (10/10/2024).
Program ini diinisiasi oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PGSA) UIN Raden Intan Lampung, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan isu kesehatan mental yang kian marak, khususnya di kalangan mahasiswa. Peluncuran program ini bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) dan mengusung tema ‘Keutuhan Diri melalui Kesehatan Mental’.
Acara peluncuran yang digelar di ballroom kampus ini dihadiri oleh hampir 600 peserta, termasuk mahasiswa, akademisi, serta para Duta Konselor UIN Raden Intan Lampung. Anisa Eka Tamara, salah satu Duta Konselor, mengungkapkan acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, terutama dalam konteks maraknya kasus pelecehan seksual yang sering terjadi di lingkungan kampus.
Acara dimulai dengan penayangan film berjudul ‘Nadin’, sebuah karya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Film ini mengisahkan perjuangan seorang mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya, sekaligus menyoroti pentingnya dukungan sosial dalam menjaga kesehatan mental. Film tersebut mendapatkan apresiasi hangat dari para peserta karena relevansinya dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari.
Setelah penayangan film, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dua narasumber ahli, yaitu Prof. Mein Woei Suen, Ph.D, seorang pakar kesehatan mental dari Taiwan, dan Dr. Muhammad Zein Permana, S.Psi, M.Si, dosen serta praktisi di Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung. Dalam diskusi ini, peserta diajak untuk memahami lebih dalam tentang isu-isu kesehatan mental yang dihadapi mahasiswa serta cara-cara praktis dalam menghadapinya.
Salah satu segmen menarik dari acara ini adalah praktik terapi, di mana peserta diminta duduk berhadapan dengan teman masing-masing dan berbagi cerita sesuai arahan pemateri. Tujuan dari segmen ini adalah untuk memberikan pemahaman langsung tentang teknik-teknik terapi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa tidak hanya diberikan teori, tetapi juga kesempatan untuk mempraktikkan teknik terapi yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri dan orang di sekitarnya.
Sejumlah mahasiswa yang hadir menyampaikan antusiasmenya terhadap program ini. “Semoga dengan adanya program ini, kesehatan mental mahasiswa bisa lebih baik lagi,” ujar Salma, seorang mahasiswi jurusan Psikologi.
Anisa Eka Tamara juga berharap program ini bisa membantu mahasiswa lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di tengah maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual. "Kami harap mahasiswa lebih aware dan mampu menjaga diri mereka sendiri," tambahnya.
Acara ini ditutup dengan pemberian hadiah kejutan berupa tumbler kepada mahasiswa yang beruntung. Mereka yang mendapatkan sticky note yang tersembunyi di bawah kursi bisa menukarkannya kepada panitia sebagai hadiah penutup acara. (*)
Reporter: Alyana Herawati & Zahro Aisiah