Tertopang Pulihnya Sektor Ekonomi, BI Lampung Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Masih Kuat

2022-12-19T10:39:04.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Irfan Farulian saat Refleksi Akhir Tahun Media Gathering di Zuri Hotel Palembang pada Sabtu, 17 Desember 2022.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Irfan Farulian saat Refleksi Akhir Tahun Media Gathering di Zuri Hotel Palembang pada Sabtu, 17 Desember 2022.

PALEMBANG - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung tetap optimis memprediksi pertumbuhan ekonomi Lampung sekitar 4 persen hingga 4,5 persen pada 2023.

“Terkait ketidakpastian ekonomi global tahun 2023, jika dilihat dari indikator perkembangan ekonomi Indonesia termasuk Lampung pada tahun 2022 masih dalam kondisi resilien dan kuat dengan pertumbuhan diatas 5 persen dan tingkat inflasi yang masih terjaga,” papar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Irfan Farulian saat Refleksi Akhir Tahun Media Gathering di Zuri Hotel Palembang pada Sabtu, 17 Desember 2022.

Irfan melanjutkan, hal ini didorong dengan kondisi ekonomi Lampung yang mulai membaik pasca pandemi covid-19. Seperti kinerja perbankan semakin tumbuh, mobilitas masyarakat yang mulai pulih dan beberapa sektor ekonomi yang sudah kembali ke pertumbuhan historisnya.

Seperti sektor pedagang eceran besar, transportasi dan manufaktur, hanya tinggal memperbaiki pertumbuhan sektor pertanian sebelumnya sempat melemah karena berbagai faktor seperti gagal panen, subsidi pupuk dicabut dan perbaikan sarana irigasi sehingga terbatasnya lahan.  

“Ke depan tetap harus ada langkah mitigasi dari Bank Indonesia dengan terus menjaga stabilitas ekonomi, salah satunya melalui percepatan penguatan sektor industri manufaktur. Untuk di Lampung ada komoditas kelapa sawit (CPO) hingga penguatan di sektor pertanian,”papar Irfan.

Sinergi Dengan TPID Jaga Inflasi

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memperkirakan bahwa inflasi IHK pada akhir 2022 di atas kisaran target inflasi, dan kembali ke dalam kisaran target 3±1% pada tahun 2023.

Ada beberapa risiko yang perlu dimitigasi, seperti risiko kelompok inti, overshooting ekspektasi masyarakat, second round impact kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi inti, permintaan yang terakselerasi menjelang HBKN Nataru di tengah peningkatan penyaluran BLT.

Bank Indonesia di tahun 2022 turut mendukung pengendalian inflasi dari sisi penawaran dengan menyukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) salah satunya dengan menyelenggarakan Gerakan Tanam Cabai sebanyak 77.000 bibit hingga penyerahan sarpras untuk budidaya cabai melalui PSBI, penandatangan KAD antar pemerintah kab/kota di Provinsi Lampung untuk menjamin kecukupan stok dan kestabilan harga.(*)