Investor
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Kementerian Keuangan menarik utang baru sebesar Rp5 triliun lewat penerbitan Green Sukuk Ritel-Sukuk Tabungan seri ST008.
Penerbitan kali ini turut diramaikan investor dari kalangan generasi Z dengan rata-rata pembelian Rp256,24 juta.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menyebut tingginya penualan membuktikan pandemi tak menghalangi tinginya minat investor untuk membeli ST008.
Target penjualan bahkan sudah tercapai dua hari sebelum berakhirnya masa penawaran.
"Minat investor yang sangat luar biasa menyebabkan target nasional ST008 sudah tercapai pada 15 November 2021, yaitu 2 hari sebelum masa penawaran ditutup, meskipun masih di tengah kondisi pandemi," tulis dalam siaran resmi DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (23/11/2021).
Besarnya minat investor ritel domestik juga tercermin dari total jumlah penawaran yang masuk pada dua hari pertama yang sudah menembus Rp1,9 triliun.
Dengan pertimbangan tingginya animo pembeli, maka sejak 4 November DJPPR memberlakukan sistem kuota harian.
Top up kuota dilakukan setiap jam 8 pagi, dan langsung habis terserap dalam 10 menit.
Jumlah investor yang berpartisipasi dalam penerbitan kali ini sebanyak 14.337 investor.
Ini merupakan yang terbanyak kedua sepanjang penerbitan sukuk ritel non-tradable atau yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Berdasarkan golongan usia, mayoritas para investor tersebut merupakan Generasi X sebanyak 4.896 orang atau 34,14%.
Tetapi dilihat dari volume pemesanannya, mayoritas berasal dari generasi Baby Boomers sebesar Rp 2,08 triliun atau 41,56% dari total penjualan.
Selain Generasi X, penerbitan ST008 juga diramaikan investor yang lebih muda yakni dari Generasi Y atau milenial dan generasi Z.
Investor milenial yang membeli ST008 tercatat sebanyak 4.831 orang atau 33,7% dari total investor. Total pembelainnya sebesat Rp 849,55 miliar atau 16,99% dari total penjualan.
Generasi Z yang berpartisipasi dalam lelang kali ini sebanyak 152 investor atau 1,06% dari total investor. Mereka membeli obligasi senilai Rp 38,95 miliar atau 0,78% dari total penjualan.
"Adapun rata-rata pembelian oleh investor generasi Z ini sebesar Rp 256,24 juta," tulis DJPPR.
Penerbitan kali ini juga diramaikan investor baru sebanyak 2.776 orang dan didominasi oleh generasi milenial sebanyak 44,09%.
Sementara itu, terdapat 38 investor lama yang tergolong dalam pembeli setia sukuk pemerintah.
DJP juga mencatat, rata-rata pemesanan ST008 sebesar Rp348,75 juta per orang. Jumlah investor yang membeli ST008 dengan nominal Rp 1 juta sebanyak 486 investor, atau 3,39% dari total investor.
Secara spasial, pembelian masih didominasi oleh investor yang berasal dari DKI Jakarta sebanyak Rp 2,15 triliun atau 43,06% dari total penjualan.
Adapun total investor dari Jakarta sebanyak 5.396 orang atau 37,64% dari total investor.
Sementara itu, porsi penjualan ST008 di Wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 0,80% dari total volume penjualan, dengan porsi investor sebanyak 0,58% dari total investor.
Berdasarkan jenis pekerjaannya, mayoritas investor ST008 merupakan pegawai swasta sebanyak 4.853 orang atau 33,85% dari total investor.
Wiraswasta mendominasi dari sisi volume sebesar Rp1,57 triliun atau 31,49% dari total pejualan.
Adapun partisipasi investor ASN/TNI/Polri pada penjualan kali ini sebesar Rp264,90 miliar atau 5,30% dari total penjualan dengan jumlah investor sebanyak 947 atau 6,60% dari total investor.
Kementerian Keuangan membuka masa penawaran sukuk ritel seri ST008 ini sejak 1-17 November lalu.
Tanggal penetapan hasil penjualan dilakukan pada Senin (22/11/2021), sedangkan setelmen dilakukan dua hari setelahnya atau pada 24 November.
Obligasi ini dilepas tanpa warkat dan bersifat non-tradable atau tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. DJPPR menetapkan minimum pembelian sebesar Rp 1 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
ST008 memiliki tingkat imbalan sebesar 4,8% dengan kupon floating with floor. Adapun jadwal pembayaran kupon pertama pada 10 Desember 2021 berupa short coupon.
Penerbitan ST008 ini bekerjasama dengan 30 Mitra Distribusi yang terdiri dari 2 Bank Umum Syariah, 18 Bank Umum, 4 Perusahaan Efek, 3 Perusahaan Efek Khusus dan 3 Perusahaan Finansial Teknologi.
"Kali ini proyek-proyek hijau yang dibiayai dari hasil penerbitan Green Sukuk Ritel seri ST008 berada di Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR berupa konektivitas perkeretaapian dan jaringan sumber daya air," tulis DJPPR.(*)