Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten dibidang kesehatan secara umum dan lulusan vokasi kesehatan secara khusus, Objective Structured Clinical Examination (OSCE) menjadi salah satu indikator uji klinik untuk mengukur tingkat kompetensi lulusan mahasiswa secara praktik yang tidak didapatkan melalui uji kompetensi secara teori.
OSCE sendiri dilakukan dengan mengidentifikasi setiap permasalahan pada setiap pos-pos yang telah disediakan sesuai dengan kompetensi kebidangan masing-masing.
Untuk memberikan pengetahuan, informasi, dan keilmuan terkait pelaksanaan OSCE maupun manfaat yang akan dirasakan oleh lulusan perguruan tinggi kesehatan khususnya bidang vokasi kesehatan.
Sembilan Ruang Indonesia (SERUin) menggelar kegiatan Webinar Series I dengan mengangkat tema Urgensi Implementasi OSCE Pada Pendidikan Vokasi Kesehatan yang dilaksanakan secara virtual Zoom, dengan menghadirkan pemateri profesional yakni Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (APTIRMIKI) dan Pewakilan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Nuryati, S.Far., MPH, lalu Dokter RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Dr. dr. Muchlis Achsan Udji, Sp.PD.KPTI., MKM.
Dalam sambutannya, Direktur SERUin, Arfan Syahroni, SKM., MKM menyampaikan rasa terima kasihnya kepada komisaris, narasumber dan peserta yang hadir pada kegiatan webinar series I, sekaligus menyampaikan bahwa SERUin merupakan suatu wadah yang dibangun untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan keilmuan dan sumber daya manusia pada bidang kesehatan, khususnya bidang vokasi yang terbaru dan mengikuti perkembangan isu yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Terima kasih kepada komisaris, narasumber, dan peserta yang hadir pada kegiatan hari ini, Sembilan Ruang Indonesia kami harapkan dapat memberikan informasi dan ilmu yang dapat membangun pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan jargon yang kami tanamkan Sembilan Ruang Indonesia, Semangat Membangun Negeri," ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Nuryati, S.Far., MPH. Dalam pemaparannya, Nuryati menyampaikan bahwa OSCE merupakan jenis pemeriksaan yang sering digunakan dalam ilmu kesehatan. Kegiatan ini dirancang untuk menguji kinerja keterampilan klinis dan kompetensi dalam berbagai keterampilan. Selain itu, OSCE ini merupakan salah satu komponen yang dapat menunjang akreditasi pada program studi di perguruan tinggi yang memiliki komponen penilaian menggunakan CBT dan OSCE.
“Kegiatan OSCE ini merupakan suatu uji klinis yang tidak dilakukan melalui ujian tertulis, fungsinya adalah untuk mempatenkan secara profesi bahwa lulusan tersebut benar-benar kompeten dalam bidangnya masing-masing, karena OSCE ini akan menampilkan secara langsung bagaimana profesi tersebut dilakukan dalam dunia kerja sehingga tidak bisa para peserta memanipulasi hasil dari tes-tes yang dilakukan.
Disamping itu, OSCE ini juga menjadi indikator peningkatan akreditasi program studi yang masuk pada indikator kelulusan atau luaran,"paparnya.
Dilain sesi, narasumber kedua, Dr. dr. Muchlis Achsan Udji, Sp.PD.KPTI., MKM. menyampaikan bahwa pelaksanaan OSCE sudah terlebih dahulu dilakukan oleh kedokteran, keperawatan, dan kebidanan. Sehingga manfaat OSCE pada dunia kerja sudah banyak dirasakan bagi ketiga profesi tersebut karena sangat banyak manfaat yang didapatkan dari OSCE ini khususnya dalam menganalisa proses pembelajaran mahasiswa selama di perguruan tinggi.
“Secara terus terang kami bersyukur sekarang sudah ada OSCE sehingga kami bisa menguji kompetensi kami sebagai dokter, karena OSCE akan menampilkan hasil yang valid, reliable, dan lebih objektif, karena peserta akan melakukan ujian secara praktik klinis. Ditambah OSCE akan menampilkan umpan balik yang lebih terlihat antara pasien secara standar. Selain itu kegiatan ini juga menjadi audit hasil pembelajaran selama perkuliahan mahasiswa," tutupnya. (*)