Demfarm.id
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
BANDARLAMPUNG – Perusahaan industri pupuk terbesar di Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berkomitmen untuk mendorong peningkatan produktivitas sekaligus kesejahteraan para petani milenial dengan cara-cara yang lebih kekinian melalui Program Makmur.
Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera mengatakan implementasi program tersebut terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian pada komoditas jagung dan padi yang masing-masing sebesar hingga 42 persen dan 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan petani, terjadi kenaikan, yaitu untuk petani jagung sebesar hingga 52 persen dan petani padi sebesar hingga 41 persen.
“Program Makmur kita laksanakan di sejumlah wilayah tanggung jawab distribusi PKT, sepertiJawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Program ini juga merupakan upaya PKT dalam
meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, dengan menciptakan ekosistem untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk petani milennial,” papar Adrian dalam webinar 'Cara Petani Milenial Mendapatkan Berkah dari Kebun' yang diinisiasi oleh Demfarm.id, Minggu (28/11/2021).
Menurut Adrian, Program Makmur memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani. Ekosistem tersebut menghubungkanpetani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk nonsubsidi, dan offtaker.
"Jadi program makmur ini berlaku untuk semua petani, termasuk petani millenial. Harapankami akan semakin banyak petani muda yang memajukan pertanian di daerah masing-masingsehingga cita-cita ketahanan pangan nasional bisa kita tercapai. Sektor ini butuh tenaga milenial,” katanya.
Iqbal Abipraya adalah salah satu petani milenial binaan PKT yang sudah merasakan kesuksesan melalui Program Makmur. Dalam satu tahun ia bisa melakukan empat kali panen buah semangka dengan masa tanam selama 60 hari. Saat ini, kelompok tani milenial dibawah Iqbal berjumlah 100 petani.
Iqbal juga mengatakan untuk menjadi petani sukses modal dasar yang harus dimiliki adalah ilmu. Mulai dari mengetahui strategi, pasar, dan mengadopsi teknologi pertanian. Sehingga bertani tidak lagi menjadi pekerjaan yang dipandang sebelah mata.
“Menjadi petani adalah suatu pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan. Apalagi, kehadiran modernisasi turut memberi peluang besar untuk digarap generasi milenial demi mengambil ceruk pasar yang sangat potensial lewat inovasi dan terobosan segar,” tandasnya.
Dalam webinar yang diinisiasi oleh portal edukasi pertanian, Demfarm.id tersebut, juga dilakukan penanaman pohon bersama secara virtual dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada tanggal 28 November 2021. (*)