Presiden Jokowi: Pemimpin Selanjutnya Harus Berani Jaga Hilirisasi Industri

2023-08-11T20:56:09.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa, di antaranya terkait hilirisasi industri. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pertemuannya bersama sejumlah pemimpin redaksi media nasional yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2023.

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak. Ini butuh keberanian,” kata Jokowi dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.

Jokowi menilai keberanian dan konsistensi tersebut diperlukan karena tantangan dan tekanan yang dihadapi oleh Indonesia ke depannya akan semakin meningkat. “Nanti butuh yang ke depan, karena tekanannya menurut saya makin berat, nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan,” jelasnya.

Menurutnya, kebijakan berani yang dilakukan Indonesia seperti hilirisasi industri nantinya akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Jokowi menyebut, tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga diperlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.

Ia memberi contoh saat Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel. “Kita enggak akan berhenti meskipun digugat,” tegasnya

Lebih lanjut Presiden meyakini jika Indonesia konsisten mempertahankan hilirisasi industri dalam beberapa tahun ke depan, maka Indonesia bisa menjadi negara maju. Jokowi menghitung pendapatan per kapita Indonesia bisa di atas US$10.000 (sekitar RP152,21 juta jika konsisten dalam kebijakan.

"Artinya sudah masuk ke (kategori) negara maju karena income per capita untuk negara maju kan biasanya di atas US$11.000 (sekitar Rp167,43 juta),” terangnya. (*)