Misi BUMN Startup Day Cetak Technopreneur dan Perkuat Ekonomi Digital

2022-08-23T17:45:35.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan tumbuh hingga Rp4.818 triliun pada 2030.

Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai kontributor terbesar bagi ekonomi digital Asia Tenggara.

Maka dari itu BUMN berinisiatif menggelar acara BUMN Startup Day yang mempunyai misi untuk mencetak technopreneur baru dan memperkuat ekonomi digital Indonesia.

"Saya selalu menekankan bahwa BUMN ini jangan sampai menjadi dinosaurus," ujar Erick dalam keterangan tertulis dikutip dari trenasia.com Selasa 23 Agustus 2022.

Erick berupaya mendorong transformasi yang dimiliki oleh BUMN, khususnya lewat bidang digital. Karena terbukti bahwa ekonomi digital menjadi salah satu pilar ekonomi nasional di saat terjadinya perlambatan ekonomi akibat COVID-19.

Dengan didukung bonus demografi yang sangat besar, baik generasi millenial dan gen z di Indonesia punya peran yang penting dalam perubahan lanskap ekonomi ke depan.

Beberapa langkah yang sudah dilakukan oleh BUMN antara lain memperkuat pembangunan infrastruktur Indonesia dengan data cloud serta jaringan 5G.

"Maka dari itu BUMN telah mengambil keputusan strategis untuk masuk ke dalam ekosistem startup dengan membentuk anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang modal ventura," ujar Erick Thohir

Keinginan Erick tentunya adalah melihat BUMN mulai berinovasi digital. Bisa BUMN yang membangun atau juga dengan berpartner.

Erick juga mengajak private sector yang ingin berpartisipasi dalam Merah Putih Fund sangat terbuka lebar.

"Berpartner boleh, tapi mesti win-win, saling menguntungkan bukan saling memanfaatkan, harus saling asah-asuh dan asih bersama," tambah Erick.

Kendati demikian, BUMN Start Up Day yang akan diselenggarakan pada 27-28 September 2022 mendatang mengincar startup yang sudah masuk fase early dan growth.

Karena pada fase tersebut startup membutuhkan dukungan tidak hanya berupa investasi namun juga kemampuan manajerial untuk menjaga momentum yang tercipta dari fase-fase pertumbuhan sebelumnya. (*)