BNI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau dikenal sebagai BNI, terus mencatat pertumbuhan kredit yang positif di kantor luar negeri (KLN) pada sembilan bulan pertama 2023.
Disebutkan bahwa, hingga kuartal III-2023, BNI telah menyalurkan kredit di KLN yang nilainya mencapai Rp21,77 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,8% secara tahunan.
Direktur Wholesale & International Banking BNI, Silvano Rumantir, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari posisi perseroan sebagai bank dengan mandat global.
“Kami sangat bersyukur di mana KLN BNI telah mampu mencatatkan kredit yang baik sehingga mampu memberi dorongan pada kinerja BNI Group. Kami optimis tren kredit ini akan terus tumbuh positif,” ungkap Silvano dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat, 03 November 2023.
Silvano menjelaskan beberapa strategi yang diimplementasikan oleh BNI guna meningkatkan kredit di KLN, termasuk melakukan akuisisi pada kelompok usaha, pemasok, dan debitur pembeli BNI Kantor Pusat. Selain itu, perusahaan juga secara aktif terlibat dalam kredit sindikasi Top Tier.
Tambahnya, BNI juga menawarkan pembiayaan melalui skema khusus untuk pendanaan rantai pasokan, serta pembiayaan untuk entitas dengan tingkat investasi Non-Indonesia yang memiliki peringkat kredit tinggi.
"Kami memiliki total 7 Kantor Luar Negeri (KLN) yang saat ini telah tersebar di London, New York, Seoul, Singapura, Tokyo, Hongkong, hingga Amsterdam yang terus proaktif membangun ekosistem bisnis, serta diaspora untuk mendukung kinerja berkelanjutan," pungkasnya.
Kinerja BNI Kuartal III-2023
Sepanjang kuartal III-2023, BNI berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp15,75 triliun. Angka ini meningkat sebesar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 13,7 triliun.
Pada periode yang sama juga, perbankan dengan kode emiten BBNI ini mampu menyalurkan kredit senilai Rp671,4 triliun hingga September 2023, dengan pertumbuhan sebesar 7,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Kredit pada segmen korporasi swasta blue chip tumbuh sebesar 19,2% yoy menjadi Rp251,6 triliun. Kemudian, kredit BNI pada segmen enterprise, yang merupakan bagian dari value chain langsung dari nasabah korporasi, tumbuh sebesar 10,2% yoy menjadi Rp57,4 triliun.
Sementara itu, segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan pertumbuhan sebesar 12,7% yoy menjadi Rp119,5 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Rasio nonperforming loan (NPL) BNI pada September berada pada level 2,3%, menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan angka 3% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan at risk (LAR) berada pada level 14,4%, menunjukkan perbaikan signifikan dari posisi 19,3% pada September tahun 2022. (*)