Komut PTPN VII: Kita Menyemai Masa Depan Perusahaan

2023-10-25T12:28:57.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat.jpg
Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat meninjau areal pembibitan kelapa sawit PTPN VII Unit Bekri di Lampung Tengah, Selasa (24/10/23).

LAMPUNG TENGAH – Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat meninjau areal pembibitan kelapa sawit PTPN VII Unit Bekri di Lampung Tengah, Selasa (24/10/23). Hadir bersama R. Wiwin Istanti, Komisaris Anggota, dan Tim Komite Audit, mereka disambut SEVP Operation 1 Budi Susilo, SEVP Operation 2 Wiyoso, dan beberapa pejabat utama PTPN VII. Sedangkan Agus Faroni, Manajer PTPN VII Unit Bekri dan jajaran mendampingi pada kunjungan itu.

Nurhidayat dan tim tampak memberi perhatian khusus kepada kebun pembibitan. Ia mengatakan, bibit, baik kualitas fisik dan perlakuan agornomisnya adalah pondasi utama untuk keberlangsungan seluruh siklus budi daya yang amat panjang. Menurut dia, tanaman kelapa sawit yang memiliki siklus hidup sekitar 25 tahun adalah pertaruhan masa depan.

"Saya tekankan, masalah bibit ini harus sangat ketat. Semua aspek agronomis dan aspek lainnya harus sesuai prosedur. Jangan menganggap ini cuma menanam pohon kelapa sawit, tetapi kita sedang menyemai masa depan perusahaan ini. Sekali salah perlakuan kita kepada bibit, masa depa kita terancam," kata dia.

Pak Nur, sapaan akrabnya menambahkan, kultur teknis dalam menyiapkan bibit harus dikawal khusus. Hal itu karena ia menyakini benih yang disiapkan produsen mempersyaratkan perlakuan yang sesuai dengan model rekayasanya.

"Kultur teknis dalam menyiapkan bibit ini sangat penting. Benihnya bagus, perlakuannya pas, timing atau waktunya harus pas, pupuknya harus pas, dan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang pas juga," kata dia.

Hal senada disampaikan R. Wiwin Istanti. Ia mengatakan, proses tanam ulang komoditas kelapa sawit adalah investasi mahal dan panjang. Selain itu, kata dia, risikonya juga sangat tinggi karena proses dari awal Investasi sampai mulai menghasilkan tidak bisa segera diketahui prospeknya.

"Saya ingin memberi penekanan kepada aspek pembibitan. Seperti yang disampaikan Pak Komut tadi, bibit ini faktor krusial. Sebab, investasi di bidang agro ini sangat mahal, menunggu sampai menghasilkannya lama, dan hasilnya seperti apa juga tidak mudah diprediksi. Oleh karena itu, tolong pastikan semua aspek teknis dan non teknis dipenuhi secara ketat," kata dia.

Wiwin juga mengingatkan bahwa dana yang diinvestasikan harus bisa dipertanggung jawabkan. Ia memerinci, untuk menanam kelapa sawit baru akan bisa menghasilkan setelah tiga tahun lebih. Selama tiga tahun menunggu, tanaman membutuhkan perawatan, pemupukan, dan biaya lain yang tidak sedikit.

"Kita bisa bayangkan risiko yang harus ditanggung jika salah treatment. Ini harus menjadi perhatian khusus semua yang terlibat," kata dia.

Manajer PTPN VII Agus Faroni dalam presentasinya menyatakan siap mengawal proses ini. Agus melaporkan, PTPN VII Unit Bekri mendapat mandat untuk menyemai bibit kelapa sawit untuk kepentingan sendiri, yakni untuk tanam ulang tiga unit kerja di PTPN VII. Yakni, untuk Unit Bekri, Unit Padangratu, dan Unit Rejosari-Pematang Kiwah.

Jumlah bibit yang disiapka  sebanyak 135 ribu butir kecambah terdiri dari empat varietas yang diproduksi PPKS, Socfin, Sriwijaya, dan Bakrie. Pihaknya menyiapkan lahan pembibitan seluas 10 hektare di Afdeling 5 yang dekat dengan sumber air dari sungai.

Agus menambahkan, saat ini usai bibit sudah tiga bulan dengan perkembangan yang baik. Semua kultur teknis dilaksanakan dengan ketat oleh asisten dan tenaga yang telah mendapat pelatihan. Selain itu, pihaknya juga mempekerjakan tenaga warga sekitar untuk bekerja di pembibitan.

"Kami mempekerjakan warga sekitar untuk di pembibitan ini. Jumlahnya lebih dari 100 orang. Mereka kami beri arahan tentang teknis dan semua hal yang menjadi tugasnya. Alhamdulillah di musim kemarau yang di kampung sulit pekerjaan, kami bisa memberi penghasilan," kata dia.

Kunjungan Dewan Komisaris di PTPN VII wilayah Lampung akan berlangsung tiga hari. Setelah di pembibitan, rombongan meninjau kebun Afdeling 2 Unit Bekri dan menyaksikan pengoperasian Grabber, traktor pengangkut yang secara mekanis bisa memungut TBS dan langsung dimuat ke truk.

Setelah itu, rombongan meninjau pabrik dan mengadakan rapat dengan manajemen. Kunjungan selanjutnya ke Afdeling Kalianda Unit Bergen, Unit Keraton, dan rapat manajemen di Kantor Direksi. (*)