PGN
Penulis:Redaksi
JAKARTA – Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih menuju zero emisi di 2060 memberikan peluang bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk meningkatkan penjualan gas bumi.
Sebagai aggregator gas nasional, emiten berkode saham PGAS tersebut memiliki kemampuan untuk mendukung proses transisi energi melalui ketersediaan pasokan gas dan infrastruktur yang matang.
Direktur Utama PGN, Muhamad Haryo Yunianto mengatakan dalam jangka pendek, pihaknya akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur serta meningkatkan sumber pasokan gas bumi.
Langkah ini sangat strategis mengingat potensi kebutuhan gas bumi di masa depan akan semakin besar. Salah satunya terkait dengan kebijakan bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 23% pada tahun 2025 mendatang.
“Sebagai proses dari rencana penguatan bisnis tersebut, PGN telah mengintegrasikan infrastruktur di Sumatra bagian Utara dan Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk meningkatkan keandalan dan fleksibilitas penyaluran gas ke seluruh segmen pasar. Pembangunan infrastruktur yang semakin terintegrasi ini akan menjadi prioritas utama PGN,” ujar Haryo saat paparan publik virtual yang digelar beberapa waktu lalu.
Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini dikembangkan PGN di antaranya konstruksi pipa Senipah-Balikpapan untuk mendukung Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan dengan memanfaatkan sumber gas bumi di Kalimantan Timur. Proyek lainnya adalah memperkuat optimalisasi pipa Gresik-Semarang dengan infrastruktur non-pipa atau disebut beyond the pipe.
PGN juga dalam proses pembangunan proyek regasifikasi LNG dan mini LNG untuk memenuhi kebutuhan gas di beberapa lokasi di Indonesia bagian tengah dan timur. Khususnya dalam penyediaan gas bagi pembangkit PLN.
Sementara di segmen rumah tangga, PGN terus menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah merealisasikan program jaringan gas rumah tangga atau jargas.
“Pembangunan infrastruktur regasifikasi LNG dan juga mini LNG merupakan strategi jangka panjang PGN untuk memperkuat pasokan gas bumi di masa depan. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya sinergi dan kolaborasi dengan PT Pertamina sebagai holding migas,” kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menambahkan, volume penjualan gas bumi PGN terus meningkat. Hingga September 2021 volume penjualan gas bumi PGN sudah mencapai 873 BBTUD atau tumbuh 8% dari periode yang sama tahun lalu. Saat ini PGN sedang dalam proses penyaluran gas ke kilang Balongan, Indramayu dan diproyeksikan sebanyak 30 BBTUD.
Menurut Fariz, pasokan gas ke refinery atau kilang minyak ini akan menjadi salah satu pendorong kenaikan volume gas PGN ke depan. Perseroan memproyeksikan dalam 2-3 tahun ke depan kerja sama PGN dengan sejumlah refinery di Indonesia mampu menyerap gas hingga 350 BBTUD. Peningkatan serapan gas ini sejalan dengan sinergi PGN dan Pertamina dalam melakukan konversi operasional kilang milik Pertamina dari minyak ke gas bumi.
“Seiring bertambahnya supply yang diperoleh PGN, kami akan terus membuka pasar yang lebih luas bagi pengguna LNG. Beberapa insiaitif yang sedang akan dan akan terus dilakukan adalah menjual LNG secara ritel bagi industri kecil dan menengah. PGN juga menyiapkan LNG Bunkering untuk memenuhi kebutuhan energi bagi smelter yang saat ini sedang tumbuh di Indonesia,” kata Fariz.
Kinerja PGN sendiri semakin solid sejalan dengan peningkatan penjualan volume gas. Per September 2021 PGN berhasil meraih pendapatan sebesar US$2,25 miliar atau Rp32,04 triliun (kurs Rp14.243 per dolar AS). Sementara, laba bersih perseroan tercatat sebesar US$286 juta atau setara Rp4,07 triliun.