JULO dan eFishery Salurkan Pembiayaan ke Ribuan Pembudidaya Ikan

2021-12-21T20:34:06.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

Sektor Perikanan .jpg
Pedagang beraktivitas di kios hasil tangkapan laut nelayan Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa, 12 Oktober 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending  PT JULO Teknologi Finansial (JULO) menggandeng start up perikanan, eFishery untuk menyalurkan pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pembudidaya ikan.

CEO & Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, dengan penyaluran kredit ini, harapannya ekosistem akuakultur yang terintegrasi dapat membuat pembudidaya ikan dapat terhubung langsung dengan institusi finansial. Saat ini, lebih dari 6.000 pembudidaya sudah mendapatkan fasilitas kredit dari kerja sama ini.

“Salah satu misi eFishery adalah menciptakan ekonomi digital yang inklusif. Kami melihat pembudidaya sulit mendapatkan akses permodalan karena usahanya dianggap memiliki risiko yang tinggi dan tidak pasti,” kata Gibran dikutip dari keterangan resmi pada Selasa, 21 Desember 2021.

Sering dianggap berisiko tinggi, sejatinya budidaya ikan memiliki kontribusi yang cukup tinggi dalam perekonomian nasional. Sebagai salah satu negara pengekspor ikan utama dunia, sektor ini menyumbang hingga 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Di sisi lain, tingginya potensi perikanan Indonesia tidak dibarengi dengan literasi dan akses keuangan yang memadai bagi UMKM perikanan Indonesia. Fakta di lapangan, masih banyak masyarakat yang tergolong underbanked.

“Kurangnya akses perbankan tergambar pada indeks inklusi keuangan Indonesia yang baru mencapai 76,19 persen pada 2021,” tambah Adrianus Hitijahubessy, CEO & Co-founder JULO.

Angka tersebut, sambungnya, menunjukkan akses perbankan masih menjadi barang asing bagi sebagian masyarakat, termasuk pada pembudidaya.

Melalui kerja sama ini, JULO akan mendukung fitur Kabayan (Kasih, Bayar Nanti) Express dari eFisheryFund yang menghubungkan para pembudidaya secara langsung dengan berbagai institusi finansial. 

Melalui fitur Kabayan Express, para pembudidaya dapat melakukan pembelian sarana produksi, terutama pakan ikan dengan berbagai merek, dengan limit kredit Rp3 juta - Rp20 juta dari produk kredit digital JULO. 

“Hal ini diharapkan dapat memberikan keringanan pengeluaran bagi para pembudidaya dalam kegiatan sehari-hari, terutama sebelum masa panen,” ujar Adrian.

Sebagi informasi, JULO telah menyalurkan fasilitas kredit sebesar lebih dari Rp2 triliun sejak berdiri lima tahun yang lalu. Adapun 70% dari kredit yang disalurkan diperuntukkan bagi peningkatan kualitas hidup seperti modal usaha sampai biaya pendidikan. 

Terbaru, JULO mencatat kenaikan jumlah pengguna sebesar tiga kali lipat secara tahunan pada 2021. (*)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 21 Dec 2021