Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAWA TIMUR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan jiwa mengungsi imbas erupsi Gunung api Semeru yang disertai awan panas guguran (APG), Minggu, 4 Desember 2022.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunungapi Semeru dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB merinci, 11 titik pengungsian itu meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip dan 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip.
Selain itu masih ada lagi 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMP N 2 Pronojiwo.
Wilayah yang terdampak APG Gunungapi Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya, Minggu, 4 Desember 2022.
Hingga siaran pers ini diterbitkan, menurut Abdul, belum ada laporan pasti mengenai jatuhnya korban jiwa.
"Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi," tutur Abdul.
Lebih lanjut, sebagai langkah tanggap darurat BNPB RI membagi ribuan masker medis, kain hingga masker anak. Selain itu, BNPB bersama PMI dan Dinsos setempat membangun dapur umum.
"Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik. Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan Dinas Sosial," tegas Abdul. (*)