BRI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Kinerja Bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) melesat di 2021. Tercatat, laba Himbara secara total Rp 72,05 triliun pada Desember 2021, naik 78,06 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 40,34 triliun.
Secara rinci, BRI mencetak laba Rp 30,76 triliun, Bank Mandiri Rp 28,03 triliun, BNI Rp 10,89 triliun, dan BTN Rp 2,37 triliun. Semua bank BUMN labanya melesat, bahkan laba BNI mengalami peningkatan 232,2 persen dibanding tahun 2020.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menilai hal itu terjadi karena program restrukturisasi kredit mampu dijalankan dengan baik. Kemudian, hal itu dipicu oleh tranformasi digital.
"Berdampak pada pengelolaan biaya operasional atau operational expenditure yang lebih efisien dan efektif," katanya dikutip, Rabu (23/2/2022).
Pemulihan ekonomi juga turut berkontribusi pada kinerja bank BUMN. Ke depan, kata dia, prospek kinerja maupun saham masih baik.
"Sektor perbankan itu memiliki posisi tawar-menawar yang cukup tinggi. Nilai penawaran saham untuk sektor perbankan sangat tinggi. Sehingga ini mendukung proses penemuan harga," katanya.
Sementara, Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan, hal ini menunjukkan jika bank BUMN tetap bisa menjalankan fungsi intermediaasi dengan baik.
"Kalau dilihat dari pencapaian kinerja para bank-bank BUMN ini kan sebenarnya tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang ada. Kalau kita lihat, tampaknya para bank-bank BUMN meskipun di tengah pandemi tetap bisa melakukan fungsi intermediasi dengan baik di masyarakat," katanya.
Menurutnya, kinerja tersebut beberapa di antaranya ditopang oleh fee base income, pendapatan hingga efisiensi yang dilakukan. Efisiensi tersebut membuat beban bank menjadi berkurang.
"Mungkin karena semua sekarang serba terotomatisasi bisa saja penggunaan SDM berkurang, sehingga akan mengurangi biaya SDM. Terus kemudian biaya operasional berkurang juga," ujarnya.
Terkait BNI, dia mengatakan, laba perusahaan melesat tinggi karena berbagai upaya yang telah dilakukan di tahun sebelumnya. "Mereka sudah melakukan restrukturisasi kredit, dengan melakukan pencadangan di tahun sebelumnya. Jadi beban yang ditanggung 2021 menjadi lebih ringan. Maka dari itu meraka bisa meningkatkan labanya," terangnya.(*)