Ekonomi Syariah Siap Bantu Pemulihan Ekonomi Global

2021-10-30T11:57:48.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

ekonomi-syariah-growth2-e1451289884946.jpg

JAKARTA - Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemain signifikan dalam mendorong pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 melalui peran perekonomian syariah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyampaikan, seiring dengan pencapaian peringkat pertama dalam Cambridge Global Islamic Finance Report 2021 maka peranan Indonesia semakin besar.

"Kami berharap sektor ekonomi syariah Indonesia bisa terus berkembang sebagai bagian yang mendorong pemulihan ekonomi global pasca masa pandemi," katanya dalam Cambridge IFA Islamic Finance Conference di rangkaian acara ISEF 2021, Jumat (29/10/2021).

Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan sejumlah instrumen penting keuangan syariah nasional, seperti pemanfaatan sektor keuangan sosial syariah, fintech, hingga keuangan hijau dan berkelanjutan. Dody mengatakan sektor keuangan syariah global terus menunjukkan daya tahan meski di tengah masa krisis.

Meski kondisi ekonomi masih diliputi ketidakpastian, banyak peluang yang dapat dimanfaatkan sektor keuangan syariah global. Ia meyakini berbagai inovasi di sektor ini bisa membawa dampak signifikan. Seiring dengan berkembangnya tren investasi global yang berkelanjutan.

Menurut laporan stabilitas Islamic Financial Services Board (IFSB), sektor keuangan syariah global masih tetap bertahan di masa krisis akibat pandemi Covid-19. Pada akhir 2020, aset keuangan syariah mencapai 2,4 triliun dolar AS meski di tengah ketidakpastian tetap naik 10,7 persen (yoy).

Sementara itu, aset perbankan syariah yang menempati pangsa 68 persen dari total aset keuangan syariah global tumbuh 4,3 persen menjadi 1,8 triliun dolar AS. Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan sektor keuangan syariah yang positif meski di masa pandemi Covid-19.

"Kita yakin, ekonomi syariah bisa menjadi arus baru dan menawarkan model perspektif alternatif dalam mengatasi tantangan ekonomi global kedepan," katanya.

Meski di masa pandemi, pertumbuhan aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan perbankan syariah tetap tumbuh positif. Per Desember 2020, masing-masing tumbuh 13,23 persen, 11,86 persen, dan 8,10 persen.

Industri perbankan syariah Indonesia sendiri masih bertengger di pangsa 6,59 persen, senilai Rp 631,58 triliun, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2021. 

Market share keuangan syariah tercatat mencapai Rp 1.922,93 triliun, di luar saham syariah.

Angka itu berarti bahwa pangsanya sebesar 10,11 persen dari total industri keuangan nasional. Perkembangannya memang terus meningkat dan menjanjikan. Di saat perekonomian Indonesia terpuruk karena pandemi Covid-19, industri keuangan syariah masih mencatat kinerja positif dan impresif dua digit. Secara total, anggota lanskap keuangan syariah yang terdiri dari perbankan, non perbankan, dan pasar modal tumbuh 17,32 persen.(*)