DAK Penanganan Stunting di Bandar Lampung Baru Terserap 6 Persen

2022-11-28T15:30:44.000Z

Penulis:M. Iqbal Pratama

Editor:Yunike Purnama

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana dalam peluncuran Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) dan Roaming (Remaja dan Organisasi Masyarakat Antisipasi Stunting).
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana dalam peluncuran Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) dan Roaming (Remaja dan Organisasi Masyarakat Antisipasi Stunting).

BANDAR LAMPUNG - Dana Alokasi Khusus (DAK) penanganan stunting di Kota Bandar Lampung baru terserap 6 persen atau Rp30 juta dari Rp500 juta.

Hal itu disampaikan Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana dalam peluncuran Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) dan Roaming (Remaja dan Organisasi Masyarakat Antisipasi Stunting)

Menurutnya, ia telah meminta Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bandar Lampung untuk segera menghabiskan dana dari pusat tersebut hingga akhir tahun.

"Dana yang kita kucurkan dalam penanganan stunting cukup besar dari APBD, jadi DAK tidak dipakai. Tapi saya sudah minta dr Santi untuk bisa menambah penggunaan DAK," kata Eva Dwiana pada Senin, 28 November 2022.

Tahun 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung telah mengalokasikan anggaran Rp2,5 miliar untuk pemenuhan gizi balita. Serta akan ada bantuan dari pusat sekitar Rp4,7 miliar.

"Melalui program Dashat kita akan keliling memberikan makanan bergizi untuk balita," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), dr Santi Sundari mengatakan sebelum Program Dashat diluncurkan, pihaknya sudah melakukan pembagian makanan bergizi ke kecamatan setiap Jumat.

"Jadi kita kumpulkan warga risiko stunting di kecamatan untuk dibagikan makanan bergizi, sertakan diajarkan membuat makanan dengan bahan lokal dan murah namun tetap bergizi," jelasnya. (IQB)