BI: Pertumbuhan Ekonomi Lampung TW II 2023 Tertopang Pemulihan Permintaan

2023-08-10T06:03:33.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung

BANDARLAMPUNG - Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) Senin, 7 Agustus 2023, Kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan II 2023 tumbuh 4,00% (yoy), sedikit melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,94% (yoy).

Kepala KPw Bank Indonesia Lampung Budiyono memaparkan, "Pertumbuhan pada triwulan laporan ditopang oleh peningkatan kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah di tengah melambatnya kinerja investasi dan sektor eksternal,"paparnya.

Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 berdasarkan ADHB tercatat sebesar 114,82 triliun dan berdasarkan ADHK (2010) sebesar Rp69,05 triliun.

Kinerja perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 yang tumbuh melambat disebabkan oleh penurunan kontribusi sektor eksternal seiring dengan peningkatan total impor. Net ekspor pada triwulan II 2023 tercatat mengalami kontraksi 29.25% (yoy) dengan sumbangan terhadap PDRB sebesar -0,51% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memiliki sumbangan 0,74% (yoy). 

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh impor Provinsi Lampung pada triwulan II 2023 yang tumbuh 11,42% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,08% (yoy) dipengaruhi oleh penurunan kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran.

Sementara itu, kinerja ekspor tumbuh melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menjadi sebesar 9,83% (yoy) dari 10,12% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Moderasi kinerja ekspor dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor Refined Palm Oil (RPO) dan batu bara sejalan dengan normalisasi IHKEI dan penurunan permintaan US, India, dan Tiongkok. Penurunan kinerja ekspor RPO juga diikuti oleh terkontraksinya kinerja ekspor produk turunan kelapa sawit lainnya, seperti bungkil inti kelapa sawit dan palm olein.

Dari sisi permintaan domestik, kinerja investasi tumbuh positif meski melambat. Investasi atau PMTB pada triwulan laporan tercatat tumbuh 2,18% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan 2,83% (yoy) pada triwulan sebelumnya akibat penurunan aktivitas investasi non-bangunan untuk
aneka mesin dan alat angkutan. Penurunan tersebut terkonfirmasi dari impor luar negeri untuk barang modal non-angkutan dan barang modal mobil penumpang yang masing-masing terkontraksi 70,69% (yoy) dan 60,02% (yoy).

Di sisi lain, kinerja permintaan domestik lainnya pada triwulan II 2023 mengalami peningkatan. Konsumsi RT tercatat tumbuh 5,87% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 4,88% (yoy) pada triwulan sebelumnya. 

Peningkatan kinerja konsumsi RT terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas belanja pada periode HBKN Idul Fitri 1444 H yang didukung oleh perbaikan pendapatan petani, pendistribusian Tunjangan Hari Raya (THR), dan penurunan tekanan inflasi pada yang lebih cepat dari perkiraan awal. Kinerja konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 4,54% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 3,01% (yoy) sejalan dengan peningkatan kinerja belanja APBN, untuk belanja pegawai dan belanja barang dan jasa, serta belanja APBD untuk belanja pegawai.(*)