Saham
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi penutupan pada Jumat minggu lalu menguat di level 7.016, naik 34 poin atau 0,49%. Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan penguatan minggu lalu ditopang 2 sektor yang jadi top gainers yakni IDX Non Cyclic yang naik 1,48% dan IDX Infrastructure yang naik 1,31%.
Ia menambahkan IHSG belum bisa melaju kencang pada minggu lalu karena terpengaruh sektor yang melemah dengan 2 top losersnya yakni sektor IDX Techno yang melemah -1,70% dan IDX Cyclic -1,47%.
Angga menguraikan laju IHSG yang belum maksimal di minggu lalu terpengaruh 3 sentimen yakni Suku Bunga The Fed yang Ditahan, Suku Bunga BI yang Tetap 5,75% dan Anggaran Infrastruktur APBN.
Terkait sentimen suku bunga, terangnya, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar.
Sementara itu terkait sentimen suku bunga, BI mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen pada sisa 2023 dan turun menjadi 2,5 plus minus 1 persen pada 2024.
Adapun sentimen terkait anggaran infrastruktur APBN, belanja infrastruktur meningkat pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2024 menjadi sebesar Rp 422,7 triliun.
"Jumlah tersebut naik 5,8 persen dari outlook APBN 2023 yang senilai Rp 399,6 triliun," tegasnya pada Senin, 25 September 2023.
Angga menyebutkan ada 3 sentimen yang wajib diperhatikan para trader minggu ini, yakni PMI Manufaktur China, harga komoditas dan peluncuran Bursa Karbon.
"Sektor manufaktur China disinyalir mulai mengalami peningkatan di tengah banyaknya stimulus yang digelontorkan. Hal ini merupakan upaya China membangkitkan ekonominya yang tengah lesu akibat skandal properti Evergrande," tegasnya mengurai terkait sentimen PMI Manufaktur China.
Terkait harga komoditas terutama minyak, imbuh Angga, berpotensi menuju ke harga 100 USD/barrel setelah berhasil bertahan di atas level 90 USD/barrel. Rusia untuk sementara waktu melarang ekspor bensin dan solar ke semua negara di luar negara bekas Uni Soviet memanaskan harga minyak.
Sentimen menarik lainnya pada minggu ini yakni terkait peluncuran Bursa Karbon, dimana pada 26 September 2023 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan bursa karbon sekaligus memulai perdagangan perdana.
"BEI telah menyiapkan rancangan dan rencana perdagangan karbon, serta menerbitkan empat peraturan. Ini akan menjadi sentimen positif untuk market," tandasnya.
Bersamaan dengan perkembangan sektor energi terbarukan dan proyek lingkungan lainnya, pasar karbon memiliki potensi untuk menghasilkan peluang ekonomi yang inovatif.
“Pasar karbon dapat memengaruhi pembukaan lapangan pekerjaan tambahan dalam industri yang menitikberatkan pada pengurangan emisi,” tandasnya.
Nah, berkaca pada data-data ekonomi dan 3 sentimen menarik di atas, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 5 saham untuk trading pada minggu ini yang akan berlangsung dalam 4 hari perdagangan karena ada libur Maulid Nabi pada Kamis, 28 September 2023, yakni Buy on Breakout BMRI (Support: 5.900, Resistance: 6.400), Buy on Breakout BRPT (Support: 1.450, Resistance: 1.620), Buy on Breakout UNVR (Support: 3.770, Resistance: 4.200), Buy TPIA (Support: 2.560, Resistance: 2.780), dan Buy on Pullback PTPP (Support: 740, Resistance: 870). (*)