Ribuan Buruh UPS Perusahaan di AS Mogok Kerja, Ada Apa?
Yunike Purnama - Selasa, 18 Juli 2023 08:06AS - Perekonomian Amerika Serikat terancam terguncang setelah aksi ratusan ribu buruh UPS. Aksi pemogokan dilakukan buruh UPS ini lantaran belum terjadi kesepakatan upah.
UPS adalah perusahaan pengiriman paket terbesar di Amerika Serikat, pemogokan yang terjadi akan sangat merugikan pelanggan dan perusahaan jika berlarut larut.
Pemogokan oleh sekitar 340.000 pekerja di perusahaan pengiriman paket terbesar di dunia ini berpotensi menunda jutaan pengiriman. Hal ini dapat mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya pengiriman.
Dikutip dari Reuters, Selasa 18 Juli 2023, pemogokan 10 hari bisa membuat kerugian mencapai U$7 miliar atau setara Rp107 triliun bagi UPS. Sementara pelanggan bisa kehilangan lebih banyak uang karena tersendatnya pengiriman.
- Terbaru BRI Luncurkan Kartu Kredit PAPERCARD, Apa Saja Fiturnya?
- Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 5.983,4 Triliun
- Hubungan Makin Erat, Miliaran Dolar Negara Timur Tengah Mengalir ke China
Pemogokan juga bisa memiliki efek riak pada ekonomi karena bisa mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan harga barang dan jasa lebih tinggi. Estimasi tersebut dari Anderson Economic Group (AEG) yang berbasis di Michigan.
Kerugian pelanggan UPS diperkirkan U$4 miliar (Rp60 triliun) dan upah langsung yang hilang lebih dari U$1 miliar (Rp15 triliun). Para ahli pengiriman memperingatkan bahwa pemogokan tersebut dapat menyebabkan penundaan jutaan pengiriman harian, termasuk pesanan dari Amazon.com (AMZN.O), komponen elektronik, dan obat resep yang menyelamatkan nyawa.
Ahli menambahkan bahwa hal tersebut dapat memicu keruwetan rantai pasokan yang memicu inflasi. Pertemuan antara UPS dan serikat pekerja International Brotherhood of Teamsters saat ini masih mengalami kebuntuan dalam pembicaraan.
Serikat pekerja Teamsters telah bersumpah untuk melakukan pemogokan jika kesepakatan tidak diratifikasi sebelum kontrak saat ini berakhir pada tengah malam tanggal 31 Juli. “Konsumen akan merasakannya dalam hitungan hari,” kata CEO AEG, Patrick Anderson.
Salah satu titik sengketa dalam negosiasi adalah kenaikan gaji untuk pekerja paruh waktu yang merupakan sekitar setengah dari total tenaga kerja UPS. Anderson mengatakan pemogokan karyawan UPS akan menjadi risiko yang lebih besar bagi ekonomi Amerika Serikat daripada berhentinya operasional perusahaan otomotif.
Buah Simalakama
Dia mencatat perundingan dengan produsen otomotif melibatkan jumlah pekerja yang lebih sedikit dan memiliki dampak geografis yang terbatas. Pada tahun fiskal 2019, keuntungan kuartal keempat GM (GM.N) mengalami penurunan sebesar U$3,6 miliar akibat pemogokan UAW selama 40 hari.
UPS mendesak perunding Teamster kembali ke meja perundingan. Namun pejabat serikat pekerja mengatakan bahwa UPS perlu meningkatkan tawarannya bagi para pekerja yang telah mengorbankan nyawa mereka selama pandemi untuk membantu perusahaan menghasilkan keuntungan yang besar.
Menurut analis Stifel, Bruce Chan, UPS menghadapi dua pilihan yang berat yakni menghadapi risiko pemogokan dan kerugian pelanggan yang mengikutinya, atau menyerah pada tuntutan Teamster.
Hal ini dapat memperburuk ketimpangan biaya tenaga kerja perusahaan. “Kedua situasi tersebut akan menyebabkan kesulitan bagi UPS. Jadi mungkin hanya masalah kapan dan bagaimana perusahaan ingin menerima akibatnya,” kata Chan.(*)