Webinar Bubalah Jejama Digital, Langkah BI Lampung Literasi Sistem Pembayaran Non Tunai
Yunike Purnama - Rabu, 29 Juni 2022 09:51BANDARLAMPUNG - Dalam upaya mendorong inisiatif transformasi Sistem Pembayaran di Indonesia serta sebagai sarana peningkatan literasi terkait kebijakan dan inovasi sistem pembayaran di Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyelenggarakan kegiatan webinar bertajuk Bubalah Jejama Digital pada Selasa 28 Juni 2022.
Mengusung tema Transformasi Sistem Pembayaran Digital Menuju Pemulihan Ekonomi menghadirkan 5 (lima) narasumber utama dari berbagai bidang yaitu Bank Indonesia, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), DANA, GoJek, dan Public Figure sekaligus Entrepreneur Christian Sugiono, serta dipandu oleh Presenter TV Amanda Hajj.
Selain itu, kegiatan ini dihadiri secara daring oleh unsur pemerintah daerah di Lampung, pelaku UMKM Lampung dan beberapa daerah lain, praktisi perbankan (Bank Umum dan BPR) di Lampung, akademisi dan mahasiswa/pelajar penerima beasiswa Bank Indonesia, serta masyarakat umum khususnya kaum milenial.
- Turun Rp 6.000 Harga Emas Antam Rp 1.023.000 per Gram pada Rabu, 29 Juni 2022
- Bank Mandiri Dukung Rencana Penerapan NPWP 16 Digit Mulai Oktober 2023
- Siap-siap Gaji 13 plus 50 Persen TuKin Cair 1 Juli 2022
Dorong Masyarakat Transaksi Secara Non Tunai
Dalam sambutannya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Tony Noor Tjahjono menyampaikan bahwa sehubungan dengan pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung Bank Indonesia terus mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi secara non tunai.
"Bank Indonesia memiliki berbagai inisiatif untuk meng industri sistem pembayaran diantaranya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), BI-FAST, Standar Nasional Open API (SNAP) dan lainnya, agar inovatif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat," paparnya.
Kenali Sistem Pembayaran CEMUMUAH
Lebih lanjut, Ekonom Ahli Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Agung Bayu Purwoko memaparkan, pola konsumsi masyarakat Indonesia serta penguasaan teknologi oleh merchant yang lebih tech-sawy, mendorong optimisme ekonomi digital di Indonesia.
Perkembangan ini telah memungkinkan perkembangan sistem pembayaran yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Andal) serta membuka lebar peluang inklusivitas ekonomi-keuangan.
Perluasan Akselerasi BI-FAST
Adanya QRIS sebagai Game Changer digitalisasi Sistem Pembayaran terutama pada masa pandemi, perluasan BI-FAST untuk penciptaan infrastruktur Sistem Pembayaran Ritel nasional yang customer-centric (tersedia 24/7 dan setelmen secara real time), serta pengembangan SNAP sebagai upaya mendukung interlink Bank dan Fintech secara bertahap: menjadi wujud nyata dari upaya Bank Indonesia sebagai otoritas yang berwenang dalam Sistem Pembayaran merespon dinamika ekonomi dan keuangan digital di Indonesia, termasuk melalui berbagai inovasi Sistem Pembayaran yang dilakukan dengan kolaborasi bersama industri maupun otoritas lain.
Hal senada juga disampaikan oleh Djamin Edison Nainggolan, Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). ASPI sebagai mitra strategis BI selalu berusaha untuk aktif dalam pembuatan standar dan implementasi kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia, khususnya terkait digital payment.
Dukungan ASPI dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 terwujud dalam hal pengembangan open banking, sistem pembayaran ritel untuk mendorong cashless transaction, serta terkait dengan regulasi, perizinan, dan pengawasan.
- Gaji Ke-13 PNS Cair 1 Juli, Pemkot Bandar Lampung Siapkan Rp88 Miliar
- Tips Belajar Buat Konten Kreatif dari Influencer Fitria Bakrie
- Saham Mitratel Masuk Bursa Indeks Global
Dari sisi pelaku industri sistem pembayaran, Varrel Vendira-Public Affairs Specialist DANA dan M. Kurnia Adiputra-Head of GOJEK Lampung menyatakan bahwa terdapat berbagai tantangan dalam transformasi sistem pembayaran digital di Indonesia seperti dari sisi pelanggan, pedagang, jenis pasar (tradisional maupun modern), kondisi geografis serta infrastruktur, membutuhkan kolaborasi strategis dari berbagai pihak.
Selain itu, dari sisi keamanan siber, ketersediaan akses internet dan kemampuan SDM juga turut menambah kompleksitas implementasi cashless society di Indonesia. Di sisi lain, besarnya pangsa pengguna smartphone menjadi modal untuk mensukseskan perluasan target inklusi keuangan.
Prespektif Pelaku Usaha di Era Digital
Sesi pemaparan narasumber terakhir merupakan insight dari Christian Sugiono, yang menyampaikan perspektifnya sebagai pelaku usaha di era digital saat ini. Kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri.
Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan tetap up to date terhadap perkembangan dan inovasi terkini, salah satu yang utama adalah dalam hal pembayaran digital. Kemudahan yang kita dapatkan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat umum selaku pengguna namun juga membawa keuntungan bagi merchant. Oleh karena itu, mari kita bersama mendukung digitalisasi pembayaran. (*)