Samsung Australia Didenda Terkait Iklan Menyesatkan
Eva Pardiana - Sabtu, 30 Juli 2022 17:17CANBERRA – Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman denda terhadap Samsung terkait iklan yang dianggap menyesatkan mengenai produk ponsel pintarnya.
Pengadilan Negara memberikan waktu 30 hari kepada Samsung Electronics Australia untuk membayar denda.
Keputusan pada Kamis, 28 Juli 2022 menuntut Samsung untuk membayar denda sebesar 14 juta dolar Australia atau setara Rp146 miliar (asumsi kurs Rp10.420,65 per dolar Australia), seperti dikutip dari AP News.
Hakim mengatakan hukuman itu melebihi keuntungan Samsung selama kampanye iklan yang menyesatkan.
Samsung juga diminta membayar 200.000 dolar Australia (Rp2 miliar) kepada Komisi Persaingan dan Konsumen Australia, yang mengusulkan investigasi pada 2018.
Pihak perusahaan mengakui tuduhan mengenai sembilan iklan yang menyesatkan antara tahun 2016-2018 mengenai ketahanan air pada ponsel seri Galaxy. Iklan-iklan yang dimaksud mencakup S7, S7 Edge, A5 (2017), A7 (2017), S8, S8 Plus dan Note 8.
- Pusri Palembang Pastikan Stok Pupuk Subdisi di Lampung Aman
- Huawei dan Telkomsel Siap Kembangkan Kota Berbasis 5G
- Pemprov Lampung Kembangkan Komoditas Pengganti Gandum untuk Jaga Ketahanan Pangan
Iklan-iklan tersebut dianggap menyesatkan terkait ketahanan ponsel saat digunakan di dalam kolam renang dan air laut. Namun, port pengisian daya ponsel akan rusak jika dilakukan pengisian saat ponsel basah.
Hakim mengatakan pelanggan berhak berasumsi bahwa perusahaan besar seperti Samsung tidak akan mengiklankan sesuatu yang menyesatkan.
“Banyak sekali konsumen yang mungkin telah melihat iklan yang salah kaprah dan sejumlah besar dari mereka yang melakukannya kemungkinan besar telah membeli salah satu ponsel Galaxy,” kata hakim pengadilan.
Ketua Komisi Gina Cass-Gottlieb mengatakan penyelidikannya telah menerima ratusan keluhan dari pemilik telepon. Beberapa di antaranya melaporkan bahwa ponsel Galaxy mereka berhenti bekerja sepenuhnya.
Samsung mengatakan port pengisian daya hanya memengaruhi tujuh model yang diidentifikasi dalam kasus yang diluncurkan antara 2016 dan 2017. Pihak perusahaan menyatakan bahwa masalah itu tidak muncul untuk ponsel Samsung terbaru. (TA)