Realisasi Deviden BUMN Capai Rp39,7 triliun
Yunike Purnama - Jumat, 09 September 2022 08:51JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pertumbuhan kinerja BUMN pada 2020 dan 2021 yang terbilang ciamik.
Dengan kinerja keuangan yang bagus, Erick menargetkan setoran dividen BUMN terus meningkat menjadi Rp43,3 triliun pada 2023. Adapun realisasi dividen pada tahun anggaran 2022 sudah mencapai Rp39,7 triliun atau lebih besar daripada target awal yang sebesar Rp36,4 triliun.
"InsyaAllah kita coba melakukan efisiensi, efektivitas, dan perbaikan model bisnis. Kita optimistis pada 2024 akan lebih dari Rp43 triliun," ujar Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR dikutip dari TrenAsia.com Kamis 8 September 2022.
- Eva Dwiana: Aksi Tolak Kenaikan BBM Harusnya ke Pemerintah Provinsi
- Mahasiswa Ancam Aksi Lebih Besar Jika Tidak Dapat Respon DPRD Bandar Lampung
- Ratusan Pengemudi Ojol Tolak Kenaikan Harga BBM dan Tuntut Penyesuaian Tarif
Optimisme dividen jumbo tersebut berdasar pada kinerja keuangan yang menunjukkan pertumbuhan. Erick melaporkan, total aset BUMN tumbuh dari Rp8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp 8.978 triliun pada 2021 atau naik 8%. Lalu pendapatan usaha dari Rp1.930 triliun naik 19% menjadi Rp2.292 triliun.
"Artinya ini mirip dengan situasi sebelum COVID-19, jadi sudah kembali normal secara penjualan," ujar Erick.
Erick melanjutkan, laba bersih BUMN secara konsolidasi juga meningkat sangat signifikan dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp125 triliun pada 2021. Dengan efisiensi dan perbaikan bisnis model, Erick berharap laba bersih pada 2022 akan mencapai Rp144 triliun.
Selain itu, Erick juga memaparkan bahwa total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 sebesar Rp1.580 triliun atau hanya 36% dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN dengan Rp4.358 triliun.
“Jadi kondisinya sehat. Kita memang memfokuskan utang pendanaan investasi karena kita ingin memastikan bahwa utang-utang ini punya return atau pengembalian yang baik.”
- Tidak Ada Penutupan Jalan saat Kunjungan Presiden ke Bandar Lampung
- Harga BBM Subsidi Resmi Naik, Pertalite Jadi Rp10.000 dan Solar Rp6.800
- Tingkatkan Kualitas Bantuan Hukum, Kantor DPC Peradi Diresmikan
Utang pendanaan terhadap EBITDA ini dilaporkan menurun dari rasio 4,26 ke 3,37. Artinya, semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar utang.
Sementara realisasi dividen pada tahun anggaran 2022 sudah mencapai Rp39,7 triliun atau lebih besar daripada target awal yang sebesar Rp36,4 triliun. Erick menargetkan setoran dividen BUMN terus meningkat menjadi Rp43,3 triliun pada 2023.
"InsyaAllah kita coba melakukan efisiensi, efektivitas, dan perbaikan model bisnis. Kita optimistis pada 2024 akan lebih dari Rp43 triliun," kata Erick. (*)