Penanganan Kasus Tuberculosis di Indonesia Stagnan Selama 3 Tahun

Yunike Purnama - Jumat, 02 Desember 2022 06:19
Penanganan Kasus Tuberculosis di Indonesia Stagnan Selama 3 TahunNational Media Workshop bertemakan Menerapkan pendekatan One Health/Satu Kesehatan dalam Reportase Isu Kesehatan dan Pembangunan secara virtual pada Kamis, 1 Desember 2022. (sumber: balinesia.id)

BANDAR LAMPUNG - Kinerja Indonesia dalam penanganan kasus TB tetap stagnan dalam tiga tahun terakhir.

Hal tersebut diungkapkan Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Erlina Burhan.

Untuk memberantas Tuberculosis atau TB dan memerangi TB Kebal Obat membutuhkan Aksi Multisektoral Bersatu.

Mengutip data WHO Global Tuberculosis Report 2022, Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia dengan kasus tuberkulosis (TB)  dan mencapai 969.000 kasus atau 9,2 persen TB Global pada tahun 2021.

Pada tahun 2021, Indonesia menyumbang 13 persen kasus TB Global kedua setelah India dengan 24 persen kasus pada tahun yang sama.

Kemudian, angka Kematian TB juga meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir dengan 144.000 kematian akibat TB pada tahun 2021.

"Untuk itu, Indonesia perlu bekerja keras. Ini bukan bisnis seperti biasa," papar Erlina Burhan dalam National Media Workshop bertemakan Menerapkan pendekatan One Health/Satu Kesehatan dalam Reportase Isu Kesehatan dan Pembangunan secara virtual pada Kamis, 1 Desember 2022.

Karenanya, untuk mencapai target itu, Indonesia perlu vaksin baru. Kemudian, Obat Baru khusus untuk Infeksi TB Laten.  Selain itu,  Teknologi Diagnostik Baru dan Regimen obat dan obat baru.

Tak kalah pentingnya, perlu tindakan kolaboratif yang melibatkan multisektor sangat dibutuhkan, termasuk peran media.

"Ini adalah strategi utama bagi Indonesia untuk menghilangkan TB pada tahun 2030. Dengan kolaborasi, inovasi, intervensi, dan implementasi," kata Erlina Burhan dikutip dari balinesia.id jaringan kabarsiger.com

Dia menakankan poin penting lainnya adalah meningkatkan pendanaan untuk program pemberantasan TB.

Aktivis Ikatan Dokter Indonesia dan kelompok kepakaran serta terlibat dalam program pemerintah ini menyatakan, sangat ironis pada tahun 2021, sekitar 8.268 pasien didiagnosis TB.

Demikian juga, layanan pengobatan TB dinai tetap tidak memadai untuk mengobati kasus baik untuk orang yang sudah memulai pengobatan maupun yang belum memulai pengobatan. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS