Kementan Survei Lahan PTPN I untuk Pengembangan Klaster Nasional Produksi Daging dan Telur

Eva Pardiana - Minggu, 23 November 2025 17:29
Kementan Survei Lahan PTPN I untuk Pengembangan Klaster Nasional Produksi Daging dan TelurKementan Survei Lahan PTPN I untuk Pengembangan Klaster Nasional Produksi Daging dan Telur (sumber: PTPN I)

JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) telah melakukan survei indikatif calon lahan di area perkebunan PTPN I untuk pengembangan klaster produksi daging ayam dan telur nasional. Survei ini bertujuan mendorong pemerataan produksi di luar Pulau Jawa serta mewujudkan konsep “Setiap Pulau Mandiri Protein”.

Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, dalam siaran resmi Minggu (23/11/2025) menyambut baik inisiatif tersebut dan menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung program hilirisasi peternakan. PTPN I siap memanfaatkan sebagian aset lahan perkebunan untuk klaster peternakan terintegrasi sebagai bentuk diversifikasi bisnis dan kontribusi nyata dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Survei calon lahan berlangsung selama dua hari, Sabtu–Minggu, 22–23 November 2025, di sejumlah lokasi di bawah pengelolaan PTPN I Regional 7, yaitu di Lampung (Kebun Kedaton dan Kebun Bergen) serta Sumatera Selatan (lahan Kebun Pabrik Gula Cinta Manis atau Lubuk Liat).

Langkah strategis ini diambil untuk mengatasi ketimpangan produksi nasional, mengingat 63 persen produksi telur dan daging ayam masih terpusat di Pulau Jawa. Untuk itu, Kementan menyiapkan pengembangan klaster produksi di 10 provinsi yang mencakup Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan provinsi lainnya.

Pada tahap pertama, pengembangan klaster difokuskan pada wilayah Sumatera (Aceh, Riau, Sumatera Selatan, dan Lampung), Kalimantan (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur), Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur), serta provinsi lainnya (Papua Selatan dan Jawa Timur).

Selain pengembangan klaster, Kementan juga memperkuat hilirisasi ayam terintegrasi melalui pembangunan 323 fasilitas industri ayam, meliputi unit pembesaran, pemotongan, hingga penyimpanan dingin. Dukungan ini diperkuat dengan alokasi anggaran sebesar Rp20 triliun untuk mempercepat integrasi dan modernisasi sektor unggas.

Seluruh upaya tersebut diarahkan untuk mewujudkan konsep “Setiap Pulau Mandiri Protein,” memastikan pasokan protein hewani di berbagai wilayah dapat dipenuhi dari daerah masing-masing sehingga ketahanan pangan dan keseimbangan ekonomi dapat tercapai. (*)

Bagikan

RELATED NEWS