Jangan Lakukan 5 Kesalahan Ini saat Anak Tantrum
Yunike Purnama - Minggu, 02 Oktober 2022 10:17BANDAR LAMPUNG - Temper tantrum pada anak bisa berupa rengekan dan tangisan serta episode berteriak, memukul, menendang, dan menahan napas. Kondisi ini sering terjadi di tempat umum dan membaut orang tua frustrasi. Karena frustrasi, orang tua sering melakukan kesalahan saat menghadapinya.
Tantrum adalah tahapan khas dalam pertumbuhan anak. Itu merupakan cara anak-anak kecil mengekspresikan kekesalan atau frustrasi mereka. Banyak orang tua membuat kesalahan dalam menerapkan tindakan disiplin untuk menghentikan amukan.
Ini hanya memperburuk keadaan. Namun, menuruti anak-anak karena mengamuk hanya akan mendorong mereka untuk menggunakan strategi itu di masa depan. Itu juga tidak benar. Jadi, orang tua harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendidik dan mendorong perilaku yang baik pada anak-anak.
Rachel, parenting coach mengatakan, ketika anak mengamuk, hal yang harus dilakukan adalah diam, bernapas dalam, dan penuhi kebutuhannya. Orang tua yang sadar masih perlu mendisiplinkan dan mengoreksi anak-anak mereka tetapi mengamuk pada waktu itu tidak tepat.
"Selama berabad-abad kita telah diajarkan bahwa jika kita tidak segera menghentikan perilaku buruk pada anak, anak-anak kita akan menjadi lemah, lembut, jadi anak nakal yang mengharapkan semua orang untuk memenuhi emosi rapuh mereka. Kita telah diajari bahwa beberapa emosi buruk dan menakutkan sehingga menghambat perkembangan emosi mereka," kata dia dalam postingan Instagramnya baru-baru ini.
- Hari Kopi Sedunia 2022, Perkebunan Kopi Terancam Dampak Perubahan Iklim
- 127 Orang Meninggal Dunia dalam Tragedi di Stadion Kanjuruhan
- BSI Right Issue, Bank Mandiri Bakal Tetap Pegang Saham Mayoritas
Dia mengungkap hal yang harus dihindari orang tua saat anak tantrum.
1. Jangan menertawakan atau mengabaikan
Melakukan hal itu akan menghambat perkembangan emosional anak. Sebaliknya, orang tua harus menyambut, memvalidasi, dan menenangkan semua emosi untuk mengajari seorang anak bahwa emosi itu aman dan pada akhirnya akan berlalu.
2. Menghentikan emosi mereka
Melakukan hal itu juga akan menghambat perkembangan emosional anak. Sebaliknya, perbesar toleransi dan beri ruang bagi gelombang emosional anak untuk datang dan pergi.
- Car Free Day, Wali Kota Bandar Lampung Seruput Teh Gunung Dempo
- Pesta Rakyat Simpedes BRI Sukses Hadirkan 55 Ribu Warga Bandar Lampung
- IC-Star 2022 Fokus Inovasi Transformasi Pengembangan Teknik dan Teknologi Pasca Covid-19
3. Menasihati anak saat tantrum
Ketika seorang anak mengamuk, otaknya yang tidak teratur sehingga tidak siap untuk pelajaran yang logis dan masuk akal. Jika mencoba mendisiplinkan pada saat ini, mereka tidak akan menyimpan pelajaran dan akan mengulangi perilaku negatif lagi dan lagi. Tunggu dengan sabar sampai emosi mereka stabil.
4. Ajari cara mengelola emosi
Koreksi dan disiplin diperlukan. Setelah gelombang emosional telah berlalu dan anak ceria dan terhubung kembali, maka orang tua dapat berbicara tentang cara untuk menangani keadaan dan emosi besar dengan cara yang lebih sehat jika hal itu terjadi lagi. (*)