IPO Hari Ini, Merdeka Battery Materials (MBMA) Berpotensi Raup Dana Rp9 Triliun
Yunike Purnama - Kamis, 30 Maret 2023 14:05JAKARTA - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang melaksanakan paparan publik (public expose) hari ini, Kamis, 30 Maret 2023, berpotensi meraup dana initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya sebesar Rp9,62 triliun.
Dalam aksi IPO-nya, MBMA menawarkan sebanyak-banyaknya 11 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan.
Dengan nilai nominal Rp100 perlembar saham, kepemilikan yang ditawarkan mewakili sebesar-besarnya 10,24% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
- Tinggal 2 Hari Lagi Batas Lapor SPT, Berikut Cara Jika Lupa EFIN
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Kamis, 30 Maret 2023
- FIFA Resmi Cabut Status Tuan Rumah Indonesia di Piala Dunia U-20
Harga perdana saham yang ditawarkan sebesar Rp780-Rp795 perlembar sehingga jumlah seluruh dana IPO yang diincar perseroan mencapai Rp8,75 triliun.
Akan tetapi, apabila terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat, perseroan akan mengeluarkan saham tambahan sebanyak 1,1 miliar lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 perlembar atau mewakili sebanyak-banyaknya 1,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dengan demikian, jumlah dana IPO yang diincar secara keseluruhan adalah sebanyak-banyaknya Rp9,61 triliun.
Masa penawaran awal atau book building saham MBMA berlangsung pada 28 Maret-4 April 2023. Perkiraan tanggal efektif 11 April sementara perkiraan masa penawaran umumnya jatuh pada 12-14 April. Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 April.
Dalam aksi korporasi anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbj berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sebagai informasi, PT Merdeka Battery Materials Tbk yang sebelumnya dikenal sebagai PT Hamparan Logistik Nusantara memiliki sumber daya terbesar untuk kanungan nikel di Tambang Konawe milik PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).
MBMA menargetkan posisi untuk menjadi salah satu pemain global terdepan yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Perseroan dan perusahaan anak, memiliki berbagai aset di Sulawesi Tengah dan Tenggara yang berhubungan dengan rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
- Sinergi PTPN VII Way Lima, Way Berulu dan SPPN VII Bantu Korban Banjir di Pesawaran
- Tidak Terapkan Tarif Sesuai SK Gubernur Sulsel, Grab Dinilai Ingin Bersaing dengan Tidak Sehat
- Hadirkan Konsep Lentera Ramadan, Paket Bukber Emersia Lampung Mulai Rp165 Ribu
Setelah akuisisi Signifikan dan akuisisi PT Batutua Pelita Investama (BPI) yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2023, kegiatan usaha grup MBM menjadi terintegrasi secara vertikal dengan:
(1) tambang SCM secara global,
(2), fasilitas Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang telah beroperasi secara menguntungkan yakni Smelter RKEF CSID dan BSID,
(3) Smelter RKEF ZHN dan proyek Acid Iron Metal yang sedang dalam pembangunan, serta
(4) rencana untuk pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) dan AIM di masa mendatang.
Per Januari 2022, tambang SCM memiliki lebih dari 1,1 miliar bijih DMT yang mengandung 13,8 juta ton nikel pada kadar 1,22% Ni dan 1,0 mt kobalt pada kadar 0,08% Co.
Grup MBM bermaksud untuk memodifikasi lini produksi tertentu di smelter-smelter RKEF eksisting tertentu dan Smelter RKEF ZHN yang akan datang untuk memberikan opsionalitas agar dapat memproduksi nikel matte kadar rendah. (*)