Inflasi AS Menyurut, Masih Rupiah Ditutup Melemah Gara-gara Ini
Yunike Purnama - Rabu, 14 Juni 2023 17:28JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini walaupun inflasi Amerika Serikat (AS) menyurut pada Mei 2023.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 14 Juni 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 43 poin di posisi Rp14.906 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 13 Juni 2023, nilai kurs rupiah ditutup stagnan di level Rp14.863 per-dolar AS.
- BI: Mei 2023 Penjualan Eceran Turun (mtm)
- UMKM Merapat! tSurvey.id Hadirkan Layanan Terbaru
- Asuransi Astra Berhasil Raih Penghargaan di Top CSR Awards 2023
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah pada perdagangam hari ini karena didukung oleh inflasi AS yang menyurut pada Mei 2023.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, inflasi negeri Paman Sam pada Mei 2023 tercatat sebesar 4% secara year-on-year (yoy), lebih rendah dari 4,9% yoy pada bulan sebelumnya.
Akan tetapi, walaupun inflasi AS yang menyurut dapat menumbuhkan potensi The Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga acuannya, rupiah tetap ditutup melemah.
Padahal, biasanya, dengan tingginya potensi The Fed dalam menahan suku bunga, rupiah sebagai aset berisiko berpeluang lebih besar untuk menguat.
Pelemahan rupiah, menurut Ibrahim, disebabkan oleh pelambatan ekonomi China yang dikhawatirkan dapat berdampak kepada melemahnya kinerja ekspor Indonesia.
"Perlambatan ekonomi China dikhawatirkan pasar dapat berdampak pada pelemahan kinerja ekspor Indonesia, mengingat negeri Tirai Bambu merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Rabu, 14 Juni 2023.
Impor China mengalami kontraksi 4,5% yoy pada Mei 2023. Penurunan ini melanggengkan kinerja negatif yang sudah terjadi sejak Oktober 2022.
- KemenKopUKM Koolaborasi dengan BEI Percepat UMKM IPO
- PGN Komitmen Rampungkan Pipa Distribusi Gas ke KIT Batang Agustus 2023
- Jalan Sehat HUT ke-341 Kota Bandar Lampung Berhadiah Satu Unit Rumah
Ibrahim menyebutkan, dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di China, pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) harus tetap waspada dan terus menerapkan strategi bauran ekonomi guna memperkuat perekonomian domestik.
Sementara itu, bank sentral China memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir dan menumbuhkan spekulasi bahwa negeri Panda masih berjuang untuk memulihkan perekonomiannya pascapandemi COVID-19.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Kamis, 14 Juni 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp14.890-Rp14.960 per-dolar AS. (*)