Industri Indonesia Tetap Fokus Ekspansi di Tengah Ketidakstabilan Pasar Global
Yunike Purnama - Rabu, 02 Agustus 2023 16:17JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi ekonomi global. Dilihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) negara-negara mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, kondisinya saat ini masih belum stabil karena terkontraksi hingga bulan Juni 2023.
Uni Eropa juga meningkatkan suku bunga menjadi 4,0% pada Juni 2023 untuk mengatasi inflasi. Di samping itu, mayoritas komoditas unggulan menunjukkan penurunan harga hingga bulan Juni 2023, baik secara bulanan maupun tahunan, akibat ketidakpastian dan permintaan global yang melemah.
WTO memperkirakan volume perdagangan dunia akan melambat sebesar 1,7% pada tahun 2023. Kondisi pasar global ini juga berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang mengalami penurunan nilai pada Juni 2023, demikian juga dengan impor.
Di sisi lain, Kemenperin mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Juli 2023 sebesar 53,31, melambat 0,62 poin dibandingkan Juni 2023. Namun nilai IKI tersebut masih berada dalam zona ekspansi ujar juru bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan saat rilis IKI Juli 2023 di Jakarta, 31 Juli 2023.
- Jelang HUT RI, Pedagang Bendera di Bandarlampung Mulai Ramai
- Pemerintah Rencana Permudah Perizinan Kegiatan Seni dan Olahraga dengan Pelayanan Satu Pintu Elektronik
- Inspeksi Stadion Manahan Solo, FIFA Temukan Ada Rumput Menguning
Penurunan IKI bulan Juli 2023 didorong oleh beberapa subsektor industri yang mengalami kontraksi, antara lain industri pakaian jadi, industri logam dasar, industri barang dari kayu dan gabus, industri barang galian bukan logam, serta reparasi dan pemasangan mesin/alat. Sedangkan 2 subsektor masih mengalami kontraksi yaitu industri Tekstil dan Pengolahan Lainnya. Meskipun demikian, share subsektor ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Non Migas kuartal pertama 2023 masih cukup tinggi, yaitu sebesar 83,1% dari 16 subsektor yang mengalami ekspansi.
Meskipun demikian, Kemenperin menilai kepercayaan industri secara umum masih sangat baik karena beberapa subsektor yang besar seperti industri makanan, industri kendaraan bermotor, industri minuman, dan industri peralatan listrik mengalami kenaikan ekspansi.
Kabar menggembirakan didapat dari subsektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan nilai IKI sangat signifikan sebesar 7,85 poin menjadi pertama kalinya ekspansi. Hal ini dipengaruhi peningkatan volume pesanan baru luar negeri dan dalam negeri. Selain itu, subsektor lain yang juga mengalami kenaikan nilai IKI yang signifikan adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional dengan IKI sebesar 5,41 poin, percetakan dan reproduksi media rekaman dengan IKI sebesar 5,40 poin, dan peralatan listrik dengan IKI sebesar 3,77 poin.
Febri menyebutkan kinerja IKI bulan Juli 2023 hanya lebih lambat dari bulan Juni, tetapi lebih baik dibanding bulan lainnya sejak rilis IKI pertama di bulan November 2022. Hal ini ditunjang oleh kondisi ekonomi Indonesia yang membaik.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terjaga pada level optimis di bulan Juni 2023 mencapai 127,1. Kepercayaan pelaku usaha juga dapat dilihat dari realisasi investasi industri pengolahan yang lebih baik pada semester pertama Tahun 2023, atau meningkat 16,1% dibanding Semester pertama 2022.
Febri menambahkan, Kemenperin akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja industri Indonesia. Kemenperin akan melakukan business matching untuk meningkatkan penjualan di subsektor industri bahan galian bukan logam dan industri pakaian jadi. Kemenperin juga akan mendukung pengembangan industri alas kaki, yang telah mengalami ekspansi pada bulan Juli 2023.