Indeks Kewirausahaan Indonesia Jauh Tertinggal, Urutan Nomor 75 di Dunia

Yunike Purnama - Senin, 20 Juni 2022 08:15
Indeks Kewirausahaan Indonesia Jauh Tertinggal, Urutan Nomor 75 di DuniaIlustrasi entrepreneur (sumber: Freepik)

JAKARTA - Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop dan UKM, Siti Azizah menyampaikan saat ini indeks kewirausahaan Indonesia berada jauh di bawah negara-negara lain. Rasio kewirausahaan nasional saat ini hanya berada di angka 3,47 persen.

“Kalau bicara soal global entrepreneurship  indeks kita sudah jauh tertinggal, kita nomor 5 di Asia atau nomor 75 di dunia,” kata Siti Azizah saat rapat koordinasi teknis perencanaan bidang koperasi, UMKM, dan Kewirausahaan.

Azizah memaparkan, saat ini saja negara tetangga yang berdekatan dengan Indonesia indeks kewirausahaan sudah lebih tinggi, seperti Singapura yang indeks nya berada di angka 8,7 persen, Malaysia 4,7 persen, dan Thailand 4,2 persen.

“Kita harus meningkatkan kewirausahaan kita, sebab syarat untuk menjadi negara maju indeksnya harus minimal 4 persen,” lanjutnya.

Maka dari itu Indonesia memiliki target yang cukup besar untuk mengejar ketertinggalannya. Target ini sebenarnya sudah dirumuskan dalam Peraturan Presiden No 2 tahun 2022 tentang pengembangan kewirausahaan nasional tahun 2022 sampai 2024.

Target Tingkat Pertumbuhan Wirausaha 4 Persen di 2024

Dalam aturan tersebut, Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan wirausaha sebesar 4 persen di tahun 2024.

Azizah mengatakan pihaknya sudah merancang beberapa program khusus untuk menumbuhkan kembali wirausaha di Indonesia. Salah satu program yang semakin digencarkan adalah inkubasi yang disesuaikan dengan keadaan wirausaha saat ini.

“Kita mengubah pola pelatihan kepada para pelaku UKM. Tahun lalu sifatnya lebih ke (pelatihan) satu persatu atau hit and run. Sekarang kita ubah pola kegiatan kita dengan konsultasi dan pendampingan,”

Selain inkubasi, juga ada 4 program utama yang dikerahkan oleh Kemenkop UKM untuk mengejar target pertumbuhan UKM seperti digitalisasi usaha, pembiayaan wirausaha, pengembangan usaha dari Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dan pendataan lengkap di masing-masing daerah.

Untuk itu, Azizah meminta para dinas terkait di masing-masing daerah untuk meninjau langsung dan menggerakkan pelaku UKM dengan gencar, khususnya daerah-daerah yang tingkat pencapaian target UKM nya masih cukup rendah.

“Nanti kita akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membantu target di masing-masing daerah, provinsi, kabupaten dan kota,” tutur Azizah.

“Harapannya kita bisa mencetak 400 ribu wirausaha baru dari pemerintah daerah, dan 600 ribu wirausaha daru pemerintah pusat. Sehingga total yang kita harapkan pada tahun 2024 nanti ada sekitar 1 juta wirausaha,” pungkasnya. (*)

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS