Google Bantu Startup Antisipasi Ancaman Siber
Yunike Purnama - Sabtu, 10 September 2022 12:45JAKARTA - Pakar di Google Safety Engineering Center (GSEC) berkolaborasi dengan Google for Startups membantu lebih dari 30 startup dan mitra lokal untuk mengantisipasi ancaman dunia maya lewat program pelatihan yang berfokus pada keamanan privasi.
Pelatihan tersebut sebagai tindak lanjut dari G20 Digital Innovation Network atau DIN di Bali pada 3 September 2022 bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Putri Alam, G20 Digital Innovation Network menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara platform digital global, startup, dan pemangku kepentingan lain dalam menciptakan transformasi digital yang membawa kebaikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
- Mengenal Dynamic Island, Punch Hole Anyar iPhone 14 Pro
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Sabtu, 10 September 2022
- KAI Logistik Cetak Untung Rp492 Miliar di Semester 1 2022
"Karena itu, pakar GSEC kami akan memberikan workshop dan konseling privasi dengan startup dan mitra lokal untuk membantu mereka melindungi privasi penggunanya," ujar Putri melalui siaran pers dikutip Sabtu, 10 September 2022.
Program tersebut mendapat sambutan baik dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Menurutnya, program tersebut akan berguna bagi Startup Studio Indonesia dan Gerakan Nasional 1000 Startup.
"Upaya meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dalam bidang privasi dan keamanan data sangat krusial dalam transformasi digital Indonesia. Maka dari itu, Kemenkominfo RI mendukung penuh kolaborasi yang sudah terjalin ini," ujar Semuel.
Topik perlindungan data yang dihadirkan dalam program tersebut sangat luas, termasuk anonimasi data dan harus dimulai lebih awal dalam proses pengembangan.
Ada lima praktik terbaik dari para ahli GSEC in Munich untuk membantu membuat produk yang mempromosikan privasi, serta untuk memetakan rencana penerapan perlindungan data dan strategi privasi pengguna.
Pertama, minimalkan data. Hindari mengumpulkan data yang tidak diperlukan untuk layanan atau produk. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memberikan pengalaman yang lebih personal. Semua data yang disimpan idealnya dianonimkan.
Kedua, transparansi. Pengguna harus dapat dengan mudah melihat dan memahami layanan yang mereka gunakan, data yang dikumpulkan, dan cara penggunaannya.
Ketiga, mekanisme kontrol penawaran. Pertimbangkan untuk menawarkan kontrol dan alat yang mudah digunakan sehingga pengguna Anda dapat memilih pengaturan privasi yang tepat untuk mereka atau data apa yang disimpan di akun mereka yang mereka rasa nyaman untuk dibagikan untuk pengalaman pengguna yang dipersonalisasi.
Selain itu, pertimbangkan kontrol hidup atau mati yang mudah dan memberi pengguna opsi untuk menghapus dan mengekspor data mereka.
- Jokowi Tinjau Langsung Pembagian BLT BBM di Lampung
- Harga BBM Subsidi Resmi Naik, Pertalite Jadi Rp10.000 dan Solar Rp6.800
- Tingkatkan Kualitas Bantuan Hukum, Kantor DPC Peradi Diresmikan
Keempat, enkripsi data. Ini termasuk data yang disimpan 'saat istirahat' atau 'dalam perjalanan' untuk melindunginya dari potensi serangan oleh aktor jahat.
Kelima, bersiap untuk skalabilitas. Beri anotasi data agar dapat menangani permintaan retensi, transfer, dan penghapusan data secara efisien saat produk Anda semakin banyak digunakan dan semakin kompleks.
Anotasi akan memungkinkan Anda untuk mengotomatiskan penghapusan data atau proses serupa berdasarkan jenis data dan penggunaannya.
Selain itu, Google juga secara reguler menyediakan GSEC Data Anonymization Codelabs bagi para pendiri dan tim teknis startup lokal untuk membantu mereka menganonimkan data dengan sumber pustaka terbuka. (*)